REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Topan Mora melanda Bangladesh pada Selasa (30/5) pagi waktu setempat. Terjangan topan menyebabkan lima orang tewas dan ratusan rumah penduduk, termasuk kamp pengungsi Muslim Rohingya porak-poranda.
Departemen Meteorologi Bangladesh mengatakan Topan Mora mulai mendarat pada pukul 06.00 di antara pelabuhan perikanan Cox's Bazar dan kota Chittagong. Topan tersebut memiliki kecepatan sekitar 117 kilometer per jam.
Sebelumnya Departemen Meteorologi Bangladesh telah memperingatkan daerah dataran rendah Cox's Bazar, Chittagong, dan daerah pesisir lainnya akan tergenang air akibat gelombang badai. Adapun ketinggian air diperkirakan akan mencapai 1,2 meter hingga 1,5 meter.
Kendati demikian, terjangan topan di Cox's Bazar mengakibatkan lima penduduk tewas. "Sebagian besar tewas karena tertimpa pohon-pohon yang tumbang di distrik Cox's Bazar dan Rangamati," kata pejabat setempat seperti dilaporkan laman BBC.
Topan Mora juga menyebabkan ratusan rumah penduduk di daerah yang terlanda topan hancur. "Ratusan rumah rusak atau rusak total," kata pejabat setempat.
Kerusakan permukiman paling parah dialami oleh Muslim Rohingya di kamp pengungsian mereka di Cox's Bazar. Sekitar 20 ribu rumah Muslim Rohingya di kamp pengungsian tersebut roboh diterjang Topan Mora. Hal tersebut disampaikan oleh pemimpin Muslim Rohingya di wilayah kamp, Abdus Salam.
Menurut Salam, kondisi bangunan di kamp pengungsian memang sangat rapuh. Hal tersebut menyebabkan bangunan sangat mudah ambruk ketika diterjang topan. "Di beberapa tempat, hampir setiap rumah dibangun dari bambu dan plastik, kini telah rata. Beberapa orang terluka, namun tidak ada korban tewas," ungkap Salam.
Akibat bencana tersebut, sekitar 300 ribu penduduk di daerah-daerah yang terlanda Topan Mora telah dievakuasi ke tempat penampungan, sekolah, dan kantor-kantor pemerintahan. Pemerintah Bangladesh juga telah memerintahkan agar aktivitas penerbangan dari dan ke daerah-daerah tersebut dibatalkan, termasuk aktivitas di pelabuhan di daerah terdampak topan.
Hingga saat ini pemerintah Bangladesh masih belum mendapatkan gambaran yang jelas terkait efek Topan Mora. Hal ini dikarenakan saluran komunikasi yang buruk dengan banyak daerah yang terkena dampak.
Situs Pelacakan Badai Tropis memperkirakan Topan Mora akan bergerak ke utara melewati Chittagong. Badai akan melemah saat bergerak lebih jauh ke daratan dan menurunkan levelnya dari badai kategori satu menjadi badai tropis.
Dengan garis pantai sepanjang 700 kilometer, Bangladesh memang menjadi negara yang rawan dilanda topan. Menurut ahli meteorologi Pedram Javaheri, tujuh dari sepuluh badai paling mematikan dalam sejarah terjadi di Bangladesh dan Myanmar.
"Kombinasi garis pantai yang panjang dan terbuka, infrastruktur yang tak memadai, dan banyaknya bahan bakar di perairan Teluk Bay yang hangat, beperan dalam menjadikan kawasan ini paling mematikan di dunia karena berkaitan dengan siklon tropis," ungkap Javaheri seperti dilaporkan laman CNN.
Tahun lalu, Topan Roanu juga menerjang daerah pesisir Bangladesh. Bencana tersebut menewaskan setidaknya 24 orang.