REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- PBB menyatakan Yaman saat ini menghadapi krisis kemanusiaan tertinggi. Negara itu beresiko mengalami keruntuhan total dalam berbagai aspek, mulai dari sosial dan eknonomi.
Koordinator bidang kemanusiaan PBB, Stephen O'Brien mengatakan saat ini Yaman berada di dalam situasi terburuk. Ia memperingatkan hal itu akan berujung kehancuran total, jika pertempuran yang terjadi di salah satu negara Timur Tengah tersebut berlanjut.
Konflik di Yaman pertama kali terjadi pada 2015 lalu. Pasukan pemerintah yang didukung Saudi harus berjuang melawan pemberontakan dari kelompok Houthi.
Sepanjang pertempuran yang terjadi dalam dua tahun terakhir, 10 ribu warga sipil di negara itu tewas. Kondisi krisis akibat perang juga membuat masyarakat Yaman menderita kelaparan.
Tak hanya itu, situasi diperburuk dengan wabah kolera yang menyebar. Sebanyak 500 orang tewas dan diperkirakan 150 ribu kasus baru penyakit itu masih dapat bermunculan dalam enam bulan ke depan.
Kemudian, setengah fasilitas kesehatan di negara itu juga tidak bisa berfungsi sepenuhnya. PBB mengatakan saat ini sebanyak 19 juta dari 28 juta penduduk Yaman memerlukan bantuan kemanusiaan segera.
"Warga Yaman mengalami krisis kemanusiaan yang sangat buruk dan seluruh dunia melihat hal ini. Perang harus dihentikan jika tidak ingin kehancuran total terjadi di negara ini," ujar O'Brien seperti dilansir BBC, Rabu (31/5).
Ia juga telah berbicara langsung dengan Dewan Keamanan PBB. O'Brien meminta agar ada tindakan mendesak yang dilakukan dewan tersebut untuk menghentikan konflik Yaman.
Baca juga, Serangan Satu Malam di Yaman Tewaskan 27 Orang.