Jumat 02 Jun 2017 17:13 WIB
Perjanjian Iklim Paris

Media Cina Sebut Trump Bodoh dan Egois

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik negaranya dari kesepakatan iklim Paris dikritik dan dirisak sejumlah media Cina. Mereka menyebut Trump sosok yang egois, bodoh dan tak bertanggung jawab.

Dilaporkan laman Washington Post, berbagai media Cina telah menyoroti keputusan Trump menarik AS dari kesepakatan iklim Paris. Kantor berita Xinhua mengutip para pemerhati lingkungan, menyebut Trump ceroboh dan bodoh. "Keputusannya (Trump) bodoh dan ceroboh. Dia telah mengisolasi AS," kata Xinhua dalam laporannya.

China Daily juga melakukan hal serupa. Mereka mengkritik dan mengecam keputusan Trump menarik AS dari kesepakatan iklim Paris. Menurut mereka, keputusan Trump tersebut jelas dapat mengubah jalannya dunia.

Tabloid nasional pemerintah Cina, Global Times turut mengkritik keputusan Trump menarik AS dari kesepakatan iklim Paris. Beberapa jam sebelum Trump mengumumkan AS mengundurkan diri dari kesepakatan iklim Paris, Global Times telah memprediksi hal tersebut dalam laporannya.

"Keegoisan dan tak bertanggung jawabnya AS akan dibuat jelas bagi dunia, melumpuhkan para pemimpin negara dunia," kata Global Times.

Menurut kantor berita Xinhua, keputusan Trump menarik diri dari kesepakatan iklim Paris merupakan sebuah kemunduran besar dalam pertempuran global melawan perubahan iklim. Xinhua juga menyebut dengan keputusan Trump itu, AS telah mundur dari aspirasi bersama umat manusia untuk masa depan bumi yang rendah karbon.

Pada Kamis (1/6), Trump memutuskan menarik AS dari kesepakatan iklim Paris. Ia mengaku keberatan dengan ketentuan di dalam kesepakatan dan menuding kesepakatan itu merupakan tipuan yang dibuat Cina.

Trump menghendaki kesepakatan iklim Paris dapat dirombak kembali. "Kami akan bergerak untuk menegosiasikan kesepakatan yang lebih adil dan tentunya tidak merugikan bisnis serta semua pekerja di AS," ujarnya.

Kesepakatan iklim Paris berisi sejumlah ketentuan yang cukup komprehensif terkait perubahan iklim. Kesepakatan yang dibuat pada 2015 tersebut, mengharuskan negara-negara terlibat atau terikat untuk mengurangi emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

Sekitar 147 negara, termasuk AS telah menandatangani kesepakatan iklim tersebut. Hanya terdapat dua negara yang abstain, yakni Suriah dan Nikaragua. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement