Ahad 04 Jun 2017 18:13 WIB

Siswa Jepang Adakan Latihan Evakuasi

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan Kim Jong Un meninjau percobaan rudal balistik jarak jauh  Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea UtaraKC
Foto: KCNA/Reuters
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan Kim Jong Un meninjau percobaan rudal balistik jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan militer Korea UtaraKC

REPUBLIKA.CO.ID, ABU - Sekitar 100 siswa dan orang tua mereka berkumpul di lapangan sebuah sekolah dasar di Kota Abu, Jepang, pada Ahad (4/6). Mereka kemudian berlarian ke gedung gimnasium setelah sebuah alarm berbunyi untuk memperingatkan adanya serangan rudal.

"Sirene berdering mendadak saat kami memetik rumput, sehingga membuatku takut," kata Taison Ito, siswa kelas lima SD yang masih berusia 10 tahun.

Ito dan temen-temannya sedang melangsungkan latihan evakuasi yang dilakukan di sejumlah sekolah di seluruh bagian kota. Latihan yang melibatkan 3.500 orang ini juga dilengkapi dengan simulasi serangan rudal dari Korea Utara.

"Hal ini adalah sesuatu yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari," kata orang tua Ito, Kanako Ono, yang ikut berpartisipasi dalam latihan.

Di Kota Abu, pejabat sekolah mengatakan kepada anak-anak bahwa mereka dapat mengungsi ke gimnasium dalam waktu sekitar tiga menit. "Itu cara yang baik untuk membuat mereka mengerti bagaimana cara mengevakuasi diri. Tapi sekali lagi itu tidak terasa sangat realistis," ungkap Ono.

Ono menambahkan, berita tentang Korea Utara dan uji coba rudalnya selalu menghiasai surat kabar dan di TV Jepang. Selain Abu, banyak kota-kota di Jepang yang mengambil langkah untuk bertahan meski mereka berharap serangan rudal Korea Utara tidak akan terjadi.

Pakar keamanan mengatakan, latihan tersebut tidak akan melindungi semua penduduk dari rudal balistik. Akan tetapi prosedur evakuasi dalam simulasi itu akan membantu warga untuk bertahan dalam serangan yang sebenarnya.

"Sulit untuk mengatakan berapa banyak orang yang dapat terselamatkan dan berapa besar efeknya. Tapi, jika ada kesadaran yang semakin meningkat dan prosedur dasar yang telah dipahami, tingkat kelangsungan hidup pasti akan lebih tinggi," kata pakar keamanan Jepang, Laksamana Yoji Koda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement