Ahad 04 Jun 2017 18:19 WIB

Tentara India Tewas dalam Bentrokan di Perbatasan Pakistan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Tentara India berjaga-jaga di perbatasan dengan Pakistan
Foto: baomoi
Tentara India berjaga-jaga di perbatasan dengan Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, KASHMIR - Militer Pakistan menyatakan telah membunuh lima tentara India dalam sebuah bentrokan terbaru di wilayah Kashmir, perbatasan kedua negara, pada Sabtu (3/6). Serangan militer Pakistan itu merupakan serangan balasan terhadap tentara India yang melepaskan tembakan pada Jumat (2/6), dan melukai dua warga sipil Pakistan sektor Nezapir.

Juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Asif Ghafoor, mengklaim pasukannya juga telah melukai banyak tentara India dan menghancurkan Bunker milik negara itu. Namun Ghafoor membantah adanya korban tewas dari pihak militer Pakistan.

Sementara militer India melaporkan, tentara Pakistan telah melakukan tembakan membabi buta dengan senapan mortir 82 mm dan 120 mm, di sepanjang garis perbatasan. Serangan itu menyebabkan kembali meletusnya bentrokan di wilayah Kashmir yang merupakan wilayah sengketa yang diperebutkan oleh kedua negara.

"Seorang wanita terluka saat tentara Pakistan melanggar kesepakatan gencatan senjata dua kali di dua sektor di distrik Poonch, dengan menembakkan peluru mortir ke wilayah sipil di sepanjang perbatasan, tentara siap membalas," kata seorang juru bicara militer India kepada Reuters.

Wilayah Jammu dan Kashmir, yang sama-sama diklaim milik India dan Pakistan, telah lama diwarnai bentrokan. Kedua negara Asia Selatan itu tercatat telah berperang selama tiga kali sejak Pakistan mendeklarasikan kemerdekaan dari India dalam kesepakatan yang didukung Inggris pada 1947.

Dilansir dari Newsweek, ketegangan keduanya memuncak setelah pemerintah Pakistan menghukum mati seorang warga India, Kulbushan Sudhir Jadhav, karena tuduhan spionase pada April lalu. Eksekusi dilakukan setelah India mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi yang didukung PBB.

Persaingan antara Pakistan dan India di tingkat internasional juga semakin memanas. Terlebih India telah melakukan pembunuhan terhadap pemimpin kelompok militan Hizbul Mujahidin, Sabzar Ahmad Bha, pekan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement