REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Arab Saudi menutup perbatasan dan menghentikan lalu lintas udara dan laut dengan Qatar. Arab Saudi juga mendesak semua negara dan negara sekutunya untuk melakukan hal yang sama.
Sebelumnya Bahrain juga memutuskan hubungan dan menghentikan lalu lintas udara dan laut antara Bahrain dengan Qatar.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan, mereka menyesalkan tindakan negara-negara Arab. Keputusan tersebut tak dapat dibenarkan.
"Tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan, tindakan tersebut hanya dilakukan berdasarkan pada klaim dan tuduhan yang sebenarnya tidak memiliki dasar. Keputusan tersebut tidak akan mempengaruhi kehidupan normal warga dan penduduk Qatar," kata Kemenlu Qatar seperti dilansir Aljazirah, Senin, (5/6).
Kemenlu Bahrain mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan akan menarik misi diplomatiknya dari ibukota Qatar, Doha dalam waktu 48 jam. Semua diplomat Qatar juga harus meninggalkan Bahrain dalam periode yang sama.
Mesir juga mengumumkan penutupan wilayah udara dan pelabuhan bagi semua transportasi Qatar untuk melindungi keamanan nasionalnya. Ini disampaikan Kemenlu Mesir.
Etihad Airways, maskapai penerbangan Uni Arab Emirat mengatakan, akan menunda penerbangan ke dan dari Qatar mulai Selasa pagi. Tak jelas apakah ini akan mempengaruhi kebijakan maskapai lain.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson meminta agar negara-negara Teluk untuk tetap bersatu. "Kami mendorong para pihak untuk duduk bersama dan mengatasi perbedaan ini. Jika ada peran yang bisa kami mainkan untuk membantu mereka mengatasinya, kami pikir penting agar Gulf Cooperation Council tetap bersatu," kata Tillerson.
Meski mengalami kebuntuan, ujar dia, jangan sampai memiliki dampak signifikan. Apalagi jika dampaknya pada perjuangan bersama melawan terorisme di wilayah Teluk atau secara global.
"Semua pihak tersebut bersatu dalam perang melawan terorisme dan pertarungan melawan Daesh, ISIS," katanya.