REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Maladewa pada Senin menyatakan memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, mengikuti gerakan tergalang Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain, yang menuduh negara Teluk itu mendukung terorisme.
"Maladewa mengambil keputusan karena penentangan kerasnya terhadap kegiatan mendorong terorisme dan ekstremisme," kata pernyataan pemerintah negara kecil kepulauan Samudera Hindia itu.
Negara Teluk Arab dan Mesir sejak lama membenci dukungan Qatar kepada pegaris keras, khususnya Persaudaraan Muslim, yang mereka anggap musuh politik berbahaya. Meski terkenal sebagai surga wisata, negara berpenduduk sebagian besar Muslim Maladewa berjuang melawan sejumlah besar pemudanya, yang ingin berperang untuk ISIS di Timur Tengah.
Raja Saudi Salman dijadwalkan berkunjung ke gugus pulau berpenduduk 400 ribu orang itu dalam lawatan Asia selama sebulan pada tahun ini, namun ditunda karena wabah flu di sana. Pemerintah Maladewa pada Maret mengungkapkan rencana kegiatan miliaran dolar AS dengan didanai Saudi di salah satu pulau karangnya untuk pariwisata kelas atas dan menolak tuduhan oposisi bahwa kepulauan tersebut akan dijual ke pemerintah Arab Saudi.