Rabu 07 Jun 2017 12:05 WIB

Dubes Qatar di AS Sanggah Tuduhan Biayai Terorisme

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Agus Yulianto
Doha, Qatar
Foto: AP
Doha, Qatar

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta besar Qatar untuk Amerika Serikat (AS) Sheikh Meshan Bin Hamad Al-Thani menyanggah tuduhan negaranya mendukung terorisme. Hal ini sehubungan dengan keputusan pemutusan hubungan diplomatik dari beberapa negara Teluk termasuk Arab Saudi dan Mesir.

“Semua cerita tentang Qatar membiayai terorisme itu dibuat-buat. Itu tidak benar,” kata Sheikh Meshal di program acara OutFront Erin Burnett CNN, Selasa (6/6) waktu setempat.

Pernyataan tersebut mncul di tengah terjadinya salah satu krisis politik terbesar yang melanda Timur Tengah selama bertahun-tahun. Uni Emirat Arab (UEA) menuduh Qatar mendanai dan menyambut Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi Islam berusia hampir 100 tahun yang dianggap teroris oleh Arab Saudi dan UEA. Akibatnya, sejumlah negara Timur Tengah seperti UEA, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, Yaman, dan Maladewa mengisolasi negara tersebut.

Akan tetapi, Sheikh Meshal menegaskan, bahwa tidak ada bukti dalam tuduhan tersebut. “Masalah ini, tidak hanya pada Qatar. Pendanaan teror di seluruh dunia. Kami sebagai pemerintah Qatar melakukan tindakan terbaik dalam memerangi terorisme, bersama dengan sekutu kami. Ada undang-undang yang mencegah pendanaan teror di negara kita,”  kata dia.

Analisis mengatakan, keretakan hubungan antara Qatar dan negara-negara Timur Tengah lainnya juga didorong oleh keyakinan bahwa Qatar terlalu dekat dengan Iran, negara yang memiliki ladang gas alam bawah laut terbesar di dunia.

CNN melaporkan pada Selasa (6/6), bahwa penyidik AS meyakini peretas Rusia menyerang kantor berita negara Qatar dan membuat laporan berita palsu yang menyebabkan krisis di antara sekutu Teluk terdekat AS itu. FBI baru-baru ini mengirim tim penyidik ke Doha untuk membantu pemerintah Qatar menyelidiki insiden dugaan peretasan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement