Rabu 07 Jun 2017 14:47 WIB

Penyidik AS Yakin Rusia yang Meretas Situs Qatar

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Teguh Firmansyah
Peretas (Ilustrasi)
Foto: VOA
Peretas (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penyelidik Amerika Serikat (AS) meyakini Rusia yang memainkan peran utama dalam krisis diplomatik antara negara-negara Teluk. Hacker asal Rusia meretas situs berita negara Qatar dan memunculkan berita palsu di sana.

Pemerintah Qatar pertama kali melaporkan peretasan tersebut sekitar dua pekan lalu. Pejabat AS mengatakan, Badan Keamanan AS telah mengumpulkan bukti intelijen yang menghubungkan peretas Rusia dengan pelanggaran tersebut.

Qatar yang menjadi tempat salah satu pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah itu kini sedang menghadapi isolasi dari Saudi dan negara sekutunya.  Delapan negara Arab mengisolasi Qatar karena dianggap mendukung terorisme. Sedangkan menurut Doha tuduhan tersebut tidak berdasar.

Menurut CNN, Rabu (7/6), pejabat AS semakin khawatir bahwa metode serangan maya Rusia yang diyakini telah digunakan untuk mencampuri pemilihan presiden 2016 juga sedang digunakan untuk melawan sekutu AS.

Peretasan itu serupa dengan penyebaran artikel berita palsu yang terjadi saat pemilihan umum di Prancis, Jerman dan negara-negara lainnya.  Penyiar berita AS melaporkan, dalam berita yang dimuat oleh kantor berita resmi negara Qatar itu mengutip pernyataan emir Qatar yang mempertanyakan masa depan politik Presiden AS Donald Trump dan membuat pernyataan ramah tentang Iran.

Sementara Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani menyebutkan bahwa penyidik FBI telah mengkonfirmasi bahwa situs berita tersebut telah diretas. Dan sebuah artikel palsu dimasukkan ke dalam sistem situs tersebut. “Seluruh krisis didasarkan pada kesalahan informasi yang disebabkan oleh berita palsu,” katanya.

Baca juga,  Empat Negara Ini Putuskan Hubungan dengan Qatar, Mengapa?

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement