REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Yacqub Khayre (29 tahun) yang membunuh seorang pria, menyandera seorang wanita dan memicu pengepungan di Melbourne, Senin (5/6) telah lama dikenal oleh polisi serta memiliki riwayat kejahatan yang panjang.
Khayre bersama empat orang pria lainnya dituntut berkomplot melakukan tindakan persiapan atau merencanakan tindakan teroris, sehubungan dengan rencana menyerang markas Angkatan Darat Holsworthy di New South Wales pada 2009.
Khayre diduga melakukan perjalanan ke Somalia untuk meminta fatwa atau izin dari seorang ulama Muslim atas rencana serangan tersebut. Namun, dia dan seorang terdakwa lainnya dibebaskan.
Tiga orang lainnya, Wissam Mahmoud Fattal, Saney Edow Aweys dan Nayev el Sayed, masing-masing dijatuhi hukuman 18 tahun penjara. Setelah permohonan banding ketiga orang itu ditolak, peradilan banding negara bagian Victoria mencatat pembelaan persidangan tingkat pertama berpendapat Khayre memandang baik terhadap Australia dan dia tidak memiliki motif untuk merencanakan serangan teroris.
Khayre menghabiskan lebih dari satu tahun dengan tuduhan pelanggaran terorisme namun belakangan dia dibebaskan oleh dewan juri. Dia dilepaskan dari tahanan dua hari sebelum Natal 2013.
Meskipun tampak berkomitmen untuk berjihad, Khayre diketahui merupakan pengguna narkoba dan telah melakukan sejumlah perampokan bersenjata, termasuk menikam korban saat mencuri telepon dan sejumlah uang. Lima belas bulan setelah pembebasannya, pada April 2012, meskipun bersenjata pisau dan di bawah pengaruh narkoba, Khayre terganggu oleh penghuni rumah yang dirampoknya.
Dia meninju dua orang penghuni rumah serta mengadu kepala dan meninju yang ketiga. Khayre akhirnya bergumul dengan pemilik rumah yang berhasil menahannya sampai polisi tiba.
Polisi yang menangkapnya menilai dia berada di bawah pengaruh alkohol atau narkoba. Setelah diberi waktu untuk sadar, dia memberikan nama palsu kepada polisi.
Khayre mengaku bersalah atas semua tuduhan dan dijatuhi hukuman penjara lima tahun enam bulan, dengan masa pembebasan bersyarat tiga tahun. Dalam menjatuhkan vonis kepada Khayre karena perampokan berat, Hakim Felicity Hampel mempertanyakan komitmen terdakwa untuk mereformasi diri.
"Jika Anda tidak berhenti menyalahgunakan narkoba, prospek rehabilitasi Anda sangat terbatas," kata Hakim Hampel.
"Tampaknya setiap kali Anda dibebaskan dari tahanan, dengan cepat Anda kembali ke narkoba, dan tidak ada hal yang diajukan ke saya yang menunjukkan bahwa Anda berkemauan atau berkomitmen untuk mengatasinya," paparnya.
Hakim Hampel juga telah memperingatkan risiko pelanggaran Khayre akan membuatnya semakin terisolasi. "Ada risiko nyata Anda akan lebih terisolasi daripada sekarang, dilembagakan, dan berisiko tinggi untuk mengulangi perbuatan," katanya.
Prospek rehabilitasinya digambarkan suram. Saat sedang menjalani hukuman penjara, Khayre kembali didakwa melakukan tindakan pembakaran. Dia dibebaskan pada November 2012.
Komisaris Polisi Graham Ashton mengatakan Khayre mematuhi semua kewajiban pembebasan bersyaratnya sebelum kejadian penembakan kemarin. Satu hal yang menjadi penyelidikan adalah Khayre secara sengaja memancing polisi anti teror ke gedung apartemen agar bisa menyerang mereka.
Diterbitkan Selasa 6 Juni 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari berita ABC News.