Kamis 08 Jun 2017 12:02 WIB

Menlu: Pemutusan Hubungan Arab-Qatar Berimbas ke Indonesia

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
 Menteri Luar Negeri - Retno Marsudi
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Menteri Luar Negeri - Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan pemutusan hubungan diplomatik empat negara Arab dengan Qatar juga berimbas terhadap Indonesia. Salah satunya yakni dampak di sektor perdagangan dan juga wisatawan asing.

Retno mengatakan, di sektor perdagangan Indonesia turut merasakan imbasnya, lantaran adanya penutupan akses udara, laut, dan darat. “Maka perdagangan Indonesia yang dilakukan misalnya melalui pelabuhan-pelabuhan di Emirat Arab tentunya terpengaruh,” ujar Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/6).

Karena itu, lanjut Retno, ia telah berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan terkait dampak terhadap ekspor Indonesia ini. Kendati demikian, pengiriman kargo melalui udara tidak terdampak akibat masalah ini.

“Karena penerbangan Jakarta-Doha tidak terdampak sama sekali dengan perkembangan yang baru ini. Tetapi kargo yang melalui laut, kita akan melihat kembali,” kata dia.

Selain itu, pemutusan hubungan diplomatik negara Arab diperkirakan juga akan berdampak pada kunjungan wisatawan ke Indonesia yang menggunakan penerbangan Qatar. Retno menyampaikan, Kemenlu telah berkomunikasi dengan para dubes di negara-negara terkait guna memperhitungkan dampak dari masalah ini.

Tak hanya itu, penerbangan jamaah umrah Indonesia juga turut terimbas. Kendati demikian, Retno menyampaikan, masalah ini sudah diatasi dengan mengalihkan penerbangan jamaah umrah menggunakan maskapai lainnya.

Lebih lanjut, Retno menegaskan masalah antara negara Arab dengan Qatar ini juga tidak berdampak terhadap WNI yang bekerja di Qatar. Ia menyebut, jumlah WNI di Qatar yang terdaftar di kedubes RI tercatat mencapai 29 ribu. KBRI pun juga telah membentuk satgas khusus untuk meningkatkan perlindungan WNI di Qatar.

“Sejauh ini tenaga kerja tidak bermasalah. Tenaga kerja kita cukup banyak yang ada di sana,” ucap Retno.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement