Jumat 09 Jun 2017 23:27 WIB

31 Jasad Korban Pesawat Jatuh di Andaman Ditemukan

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi - Pesawat jatuh.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi - Pesawat jatuh.

REPUBLIKA.CO.ID,  YANGON – Jumlah korban tewas pesawat jatuh yang ditemukan di Laut Andaman hingga Jumat (9/6) menjadi 31 jenazah. Ini adalah hari ketiga Myanmar melakukan pencarian korban pesawat angkut militer yang hilang di laut tersebut. Pesawat membawa 122 orang di dalamnya.

Delapan kapal angkatan laut dan sistem sonar bergabung dalam pencarian korban. Selain itu 20 kapal sipil juga ikut bergerak melakukan pencarian di tengah badai di pantai selatan itu.

“Kami belum menerima informasi tentang korban selamat. Mudah-mudahan ada seseorang yang bisa bertahan,” kata pejabat kesejahteraan sosial dan bantuan regional Phyu Phyu Win, Jumat (9/6).

Sementara itu, sejumlah tentara bersiaga di desa nelayan Sanlan, sekitar 600 kilometer dari kota terbesar di Myanmar, Yangon, untuk membantu jika jenazah yang diangkut ke darat lebih banyak.

Dari 31 jenazah yang ditemukan tersebut, terdiri 23 orang dewasa dan delapan anak-anak. Mereka ditemukan di Laut Andaman dekat kota pesisir Launglon.

Pesawat angkut militer itu membawa tentara, anggota keluarga, dan kru pesawat dari beberapa kota pesisir menuju ke Yangon. Pesawat angkut Y-8 200F buatan Cina itu melakukan penerbangan mingguan dan kehilangan kontak pada menit ke-29 setelah lepas landas.

Saat itu pesawat berada pada ketinggia 5.485 meter i atas Laut Andaman, sekitar 70 kilometer di sebelah barat kota Dawei.

Menurut juru bicara militer, sebuah roda pesawat terbang, dua jaket pelampung dan beberapa tas pakaian, yang diyakini berasal dari pesawat yang hilang, ditemukan pada Kamis (8/6). Beberapa tampungan minyak juga ditemukan.

Namun belum diketahui penyebab insiden tersebut. Perusahaan penerbangan milik negara Cina Aero-Technology Import & Export Corporation, mengatakan akan membantu pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan atas kecelakaan tersebut.

Menurut para ahli, korban bisa selamat jika ditemukan tidak lebih dari 24 jam setelah pesawat hilang kontak, meskipun suhu lautnya hangat. Sedangkan seorang anggota tim darurat mengaku banyak jenazah yang telah terfragmentasi menjadi beberapa bagian dan tidak ada korban yang ditemukan mengenakan jaket pelampung.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement