Ahad 11 Jun 2017 10:18 WIB

Ricuh Pembagian Makanan di Somalia, Lima Tewas

Korban kekeringan Somalia di pemukiman pengungsi sementara di daerah Dollow, Somalia, Selasa (4/4). Mereka mengeluhkan kekurangan makanan yang disediakan di kamp tersebut.
Foto: Zohra Bensemra/Reuters
Korban kekeringan Somalia di pemukiman pengungsi sementara di daerah Dollow, Somalia, Selasa (4/4). Mereka mengeluhkan kekurangan makanan yang disediakan di kamp tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Sebanyak lima orang tewas dalam baku tembak antara dua kelompok tentara pemerintah pada Jumat (9/6), ketika kericuhan pecah saat pembagian bantuan makanan di kota Baidoa, Somalia pusat, kata polisi dan saksi mata.

Insiden tersebut terjadi pada sore hari di sebuah tempat, dimana bantuan makanan dibagikan kepada warga yang kehilangan tempat tinggal akibat kekeringan yang melanda awal tahun ini. Baidoa berjarak sekitar 245 kilometer barat laut Mogadishu.

"Dua kelompok tentara bentrok di tempat kejadian dimana makanan itu dibagikan. Lima orang, kebanyakan wanita, tewas dalam baku tembak, 14 lainnya luka-luka. Itu merupakan kecelakaan dan kasus tersebut saat ini sedang diselidiki," kata Mayor Hussein Edin, seorang petugas polisi kepada Reuters.

Saksi mata mengatakan warga yang kehilangan tempat tinggal tersebut terjebak dalam baku tembak saat mereka berbaris untuk mendapatkan makanan.

"Tanpa diduga, pertempuran pecah di tempat pembagian makanan. Saya dapat melihat banyak yang terbaring setelah bentrokan, ketika saya berlari untuk menyelamatkan diri," Mohamed Nur, seorang warga yang berada di tempat kejadian, menceritakannya kepada Reuters melalui telepon.

Somalia perlahan pulih dari kekeringan, berpotensi mengurangi risiko kelaparan di negara Tanduk Afrika itu. Kekeringan telah menyebabkan sekitar 6,2 juta orang, sekitar setengah dari populasi negara itu membutuhkan bantuan makanan.

Ketika hewan-hewan ternak mati dan sumber air mengering, keluarga dari daerah pedesaan pindah ke kota untuk mencari makanan. Somalia tengah berjuang untuk pulih dari perang sipil yang telah berlangsung lebih dari 25 tahun, serta pertempuran yang sedang berlangsung antara pemerintah dukungan PBB dan gerilyawan pemberontak

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement