Ahad 11 Jun 2017 12:03 WIB

Bocah Irak Bertemu Keluarga Setelah Tiga Tahun Diculik ISIS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Anggota pasukan reaksi cepat Irak menembakkan mortar kepada posisi militan ISIS di barat Mosul, Irak, 31 Mei 2017.
Foto: REUTERS/Alkis Konstantinidis
Anggota pasukan reaksi cepat Irak menembakkan mortar kepada posisi militan ISIS di barat Mosul, Irak, 31 Mei 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Seorang gadis Kristen Irak, Christina Abada (enam tahun), telah dipertemukan kembali dengan keluarganya setelah diculik oleh ISIS di Irak utara tiga tahun lalu. Abada berhasil diselamatkan dan dibebaskan oleh Pasukan Khusus Irak.

Dilansir dari Fox News, dia baru berumur tiga tahun ketika penculikan itu terjadi. Saat itu dia dan keluarganya hendak melarikan diri dari Kota Qaraqosh pada 2014.

"Setelah semua yang telah kita alami, kami sangat gembira karena Christina telah kembali kepada kami dengan selamat. Saya berterima kasih kepada semua orang yang telah berdoa untuknya bisa kembali dengan selamat," kata Yaz Khedher, saudara Christina, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Iraqi Christian Relief Council (ICRC).

Christina kecil dikembalikan ke keluarganya di sebuah kamp pengungsi dekat Erbil, tempat orang tuanya tinggal. "Dengan kebebasan Christina, yang sekarang telah berusia enam tahun, kami memiliki harapan masa depan yang lebih cerah bagi semua orang yang harus membayar mahal sebagai umat Kristen," ujar Juliana Taimoorazy, pendiri dan Presiden ICRC.

"Setiap melakukan presentasi, saya selalu berbicara tentang bayi Christina dan sakit hati yang dialami orang tuanya sejak dia ditangkap. Ini adalah hari yang membahagiakan," tambah dia.

Sejumlah pihak turut menghadiri reuni keluarga yang membahagiakan itu. "Ini adalah saat yang sangat membahagiakan; Semua orang menari dan bertepuk tangan dan bernyanyi. Dia terlihat baik-baik saja, cukup sehat. Saya yakin dia pasti berada di rumah keluarga yang merawatnya dengan baik," kata seorang wanita di kamp tersebut kepada World Watch Monitor.

Menurut sumber di Mosul, gadis muda itu tinggal di wilayah Tanak selama hampir tiga tahun bersama sebuah keluarga Muslim yang menemukannya sendirian di sebuah masjid. Christina diculik oleh ISIS saat mereka menyerang kota Mosul dan Qaraqosh di wilayah utara Irak pada Agustus 2014.

Ratusan ribu warga Kristen Irak telah melarikan diri dari kota itu, namun keluarga Christina tetap tinggal karena ayahnya, Khader mengalami kebutaan. Seperti banyak orang tua dan orang-orang yang tertinggal, mereka mengharapkan belas kasihan dari militan ISIS.

Selama invasi, militan ISIS mengumpulkan orang-orang Kristen yang tersisa dengan berpura-pura melakukan pemeriksaan kesehatan. Ibu Christina, Ayda, mengatakan para militan beberapa kali menunjuk Christina kecil yang berada di pangkuannya.

Para militan kemudian memerintahkan mereka untuk memindahkan barang-barang berharga yang mereka miliki sebelum dipaksa memasuki bus yang kotor. Saat Ayda memasuki bus bersama putrinya, seorang militan menyambar gadis muda itu dari pelukan Ayda.

"Lalu salah satu anggota ISIS datang dan memeriksa orang-orang di dalam bus. Dia menghampiri kami. Dia mengambil gadis kecilku dari tanganku dan langsung pergi," kata Ayda kepada organisasi kemanusiaan Open Doors International pada Juli 2015.

Itulah saat terakhir orang tua Christina melihatnya sampai Jumat (9/6) ini. "Kegembiraan terbesar saya adalah ketika anak saya Christina, kembali kepada kami," ungkap Ayda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement