Ahad 11 Jun 2017 16:32 WIB

Krisis Diplomatik Qatar Disebut Kian Mengkhawatirkan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga Qatar menikmati berjalan-jalan di pinggir laut di Doha.
Foto: AP Photo/Kamran Jebreili
Warga Qatar menikmati berjalan-jalan di pinggir laut di Doha.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengaku mengkhawatirkan situasi yang kian meningkat di kawasan Teluk. Ia meminta kekuatan regional untuk bekerja sama meredakan krisis politik yang semakin intensif.

"Kita harus melihat bahwa solusi politik konflik, seperti di Suriah, seperti situasi di Libya atau di Irak, tidak akan terjadi jika beberapa pihak tidak lagi terlibat dalam percakapan, termasuk Qatar, Turki, dan Iran," ungkap Merkel seperti dilaporkan laman Al Araby, Sabtu (10/6).

Menurut Merkel, situasi di kawasan Teluk terkait perselisihan beberapa negara Arab dengan Qatar sudah sangat meresahkan. "Saya meminta GCC (Gulf Cooperation Council), bersama dengan Iran dan Turki bekerja untuk mencapai solusi politik terhadap krisis diplomatik," ujarnya.

Ketegangan antara Qatar dengan beberapa negara Arab, yakni Mesir, Arab Saudi, Bahrain, Yaman, dan Uni Emirat Arab, memang kian meningkat. Arab Saudi, misalnya, telah memerintahkan staf diplomatiknya di Qatar untuk segera hengkang dari negara tersebut. Arab Saudi telah menutup perbatasannya yang akibatnya menghambat pasokan makanan untuk Qatar.

Bahrain dan Uni Emirat Arab bahkan mengancam setiap warganya untuk tidak memberikan dukungan atau simpati terkait blokade diplomatik Qatar. Mereka yang melakukan hal itu akan dihukum lima tahun penjara dan denda sekitar setengah juta dirham. Kendati telah diblokade oleh negara-negara tetangganya, Qatar menegaskan bahwa hal itu tidak akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari warganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement