Ahad 11 Jun 2017 23:48 WIB

Pelaku Serangan di Gereja Prancis Hadir di Persidangan

Rep: Puti Almas/ Red: Bilal Ramadhan
Tentara Prancis berjaga di gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandy, Prancis, Selasa, 26 Juli 2016. Dua pria menyerang gereja dan menyandera sejumlah jemaat. Serangan menewaskan pendeta 84 tahun.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Tentara Prancis berjaga di gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandy, Prancis, Selasa, 26 Juli 2016. Dua pria menyerang gereja dan menyandera sejumlah jemaat. Serangan menewaskan pendeta 84 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pelaku serangan terhadap seorang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, Paris, Prancis telah menjalani persidangan, Sabtu (10/6). Ia yang diidentifkasi sebagai Farid Ikken secara resmi didakwa atas percobaan pembunuhan aparat penegak hukum.

Selain itu, dalam dakwaan, pria berusia 40 tahun itu juga dikatakan melakukan tindakan teror. Ikken melakukan serangan dengan sebuah palu pada Selasa (6/6) lalu.

Namun, tindakan Ikken dihentikan setelah pasukan keamanan menembak  dirinya di bagian kaki. Ia kemudian menjalani perawatan di rumah sakit dalam status tahanan kepolisian.

Saat menyerang polisi yang berjaga di depan salah satu destinasi wisata populer di Prancis itu, Ikken sempat berteriak 'ini untuk Suriah'. Ia kemudian diketahui terpengaruh radikalisasi yang dipelajarinya secara sendiri.

Menurut Kejaksaan Paris, penyidik menemukan data-data dalam komputer milik Ikken yang berisi dukungan untuk Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ia juga mencoba untuk membuat video yang dimaksud memperlihatkan pujiannya terhadap kelompok militan itu, namun nampaknya belum sempat diunggah ke media sosial.

Menurut keterangan, pria keturunan Aljazair itu selama ini dikenal bersih dari catatan kejahatan. Ikken adalah seorang yang memiliki pekerjaan dan berasal dari kalangan intelektual.

"Dia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda bahwa telah terpengaruh radikalisasi di hadapan orang-orang terdekatnya, dia tidak pernah terlibat tindak kriminal dan tak ada tanda-tanda memiliki hubungan dengan siapapun di Irak dan Suriah," ujar jaksa dari Kejaksaan Paris, Francois Molins, dilansir BBC, Ahad (11/6).

Dalam serangan di Notre Dame, petugas polisi yang diserang mengalami luka ringan di bagian kepala. Area di sekitar katedral sempat diamankan sementara waktu. Banyak pengunjung Notre Dame yang saat itu mengungkapkan kepanikan melalui jejaring sosial Twitter.

Salah satunya Matthew Currie Holmes yang mengatakan ia dan keluarganya cukup gelisah dan khawatir. Setidaknya ada sekitar dua ribu orang di lokasi yang mencoba mencari perlindungan di dalam katedral.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement