REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pihak berwenang Malaysia melaporkan Kim Jong-nam, saudara seayah dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un nampaknya memiliki hubungan dengan intelijen Amerika Serikat (AS). Hal ini kemudian diyakini menjadi salah satu alasan pembunuhan terhadap dirinya dilakukan.
Penyelidik dari Kepolisian Malaysia mengatakan Kim Jong-nam sempat melakukan pertemuan dengan seorang pria asal AS. Ini terjadi saat pria berusia 47 tahun itu melakukan perjalanan selama delapan hari di negara-negara Asia, termasuk salah satunya Malaysia.
Kematian Kim Jong-nam terjadi pada 13 Februari lalu. Saat itu, ia yang tengah berada di terminal keberangkatan Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) diduga mendapat serangan dengan menggunakan racun saraf VX.
Ia tewas beberapa saat setelah dua perempuan menghampirinya yang tengah menunggu penerbangan ke Macau, Cina. Dari rekaman CCTV bandara, keduanya terlihat mengusap sesuatu ke arah wajah korban yang kemudian diketahui mengandung zat berbahaya atau racun yang diklasifikasi sebagai salah satu senjata pemusnah massal oleh PBB itu.
Dua perempuan yang kemudian ditangkap dan menjadi tersangka utama pembunuhan Kim Jong-nam adalah Siti Aisyah asal Indonesia dan Doan Thi Huong dari Vietnam.
Kedua perempuan tersebut dijerat dengan dakwaan pembunuhan. Jika terbukti bersalah, maka Aisyah dan Huong terancam mendapat hukuman mati. Dari laporan sebuah surat kabar Jepang, Asahi Shimbun, Kim Jong-nam membawa uang sebesar 120 ribu dolar AS saat kematiannya. Uang itu diduga ia terima selama berada di Malaysia, namun tidak satupun yang dilaporkan kepada pihak berwenang seperti hal yang umumnya dilakukan di bandara.
Namun, Kim Jong-nam saat itu tidak diharuskan memberi tahu rincian barang bawaannya kepada petugas bea cukai Malaysia di bandara. Hal ini karena ia membawa paspor diplomatik. Kim Jong-nam diduga menerima uang itu secara langsung dari orang yang ia temui selama di Malaysia. Dugaan itu diperkuat dengan tidak ditemukannya catatan bahwa ia melakukan penarikan tunai dari bank dan lainnya dalam jumlah besar tersebut oleh pihak berwenang.
Kepolisian Malaysia sebelumnya mengatakan ada sejumlah orang berkewarganegaraan Korut yang diduga terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam. Setelah penyelidikan dilakukan, pihak berwenang nampaknya semakin meyakini ada keterlibatan dari negara terisolasi itu dalam kasus ini. Kemungkinan besar adalah untuk membungkam korban yang berhubungan dengan intelijen AS.
Sebelumnya, AS dan Korea Selatan (Korsel) juga meyakini bahwa pembunuhan Kim Jong-nam didalangi oleh Pemimpin Korut, Kim Jong-un. Nampaknya, ia memiliki kekhawatiran terhadap orang-orang, termasuk saudaranya sendiri yang dianggap menentang kekuasaan dinasti yang berlaku di negara itu.
Baca juga, Mengenali Racun Pembunuh Kim Jong-nam.