REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA – Jumlah laporan kasus kekerasan atas umat Islam di Kanada meningkat cukup pesat hingga 60 persen pada 2015 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu menurut perhitungan lembaga survei Statistics Canada. Demikian laporan CBC News, Selasa (13/6).
Pada 2015 lalu, ada sebanyak 159 kasus kejahatan terhadap Muslim. Pada 2014, jumlahnya masih tidak kurang dari 99 kasus. Menurut Khalid Elgazzar selaku wakil ketua Dewan Nasional Muslim Kanada, tahun 2015 merupakan tahun yang pelik bagi umat Islam negara
tersebut.
Sebab, setidaknya ada dua kasus serangan terorisme di Prancis sehingga memunculkan sentimen anti-Muslim. Selain itu, mantan perdana menteri Kanada, Stephen Harper, juga sempat menyinggung isu larangan hijab dalam kampanye.
“Kaum Muslim Kanada menanggung beban retorika-retorika politik di sekitar pemilu federal. Waktu itu, kaum Muslim distigmakan sebagai teroris atau pendukung teroris,” kata Khalid Elgazzar dalam jumpa pers di Parliament Hill, seperti dikutip CBC News, Selasa (13/6).
Lebih lanjut, Elgazzar mengungkapkan jumlah kasus tersebut belum termasuk kekerasan-kekerasan yang dialami sebagian kaum Muslim yang masih takut melapor kepada kepolisian setempat.
Karena itu, dia mengimbau pemerintah untuk serius melihat akar masalahh. Menurut dia, politikus sayap konservatif ikut bertanggung jawab dalam mengumbar retorika anti-Muslim kepada publik.