REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Direktur Kantor Komunikasi Pemerintah Qatar Sheikh Saif bin Ahmed Al-Thani mengatakan bahwa aksi blokade oleh beberapa negara Teluk terhadap negaranya tak lebih dari aksi publisitas. Blokade dan embargo dilakukan hanya untuk menyerang dan menjatuhkan citra serta reputasi Qatar.
Memasuki pekan kedua blokade, Al-Thani menyayangkan negara-negara Teluk seperti tak memiliki iktikad untuk mengentikan krisis.
"Blokade telah berlangsung selama dua pekan dan negara-negara yang memblokade tidak menwarkan formula untuk menyelesaikan krisis ini," ujarnya seperti dilaporkan laman Middle East Monitor, Senin (19/6).
Menurutnya, sangat disesalkan negara-negara Teluk yang memblokade Qatar terus melakukan propaganda tanpa dasar.
"Sangat disayangkan tetangga kita telah memilih untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya mereka dalam sebuah kampanye propaganda tanpa dasar. Negara-negara yang memblokade menggunakan terorisme sebagai aksi publisitas," ucap Al-Thani.
Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Yaman sedang menerapkan blokade dan embargo terhadap Qatar sejak dua pekan lalu. Mereka menuduh Qatar sebagai negara yang menyokong kelompok-kelompok teroris.
Namun tudingan tersebut ditampik oleh Qatar. Menurut mereka, negara-negara Teluk telah termakan sebuah berita palsu atau hoax yang menampilkan keakraban Qatar dengan Ikhwanul Muslimin serta Iran.
Belakangan pemerintah Qatar mengatakan bahwa berita palsu yang beredar tersebut merupakan hasil peretasan terhadap Qatar News Agency.