REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Pesawat tempur milik Amerika Serikat (AS) menabrak jatuh pesawat tak berawak atau drone milik Iran yang berada di wilayah perbatasan Irak dan Yordania, Selasa (20/6). Menurut laporan, drone dinggap berbahaya dan memiliki senjata yang mengancam.
Selama ini, drone milik Iran dioperasikan untuk membantu Pemerintah Suriah. Namun, saat melintasi wilayah Irak dan Yordania, yang menjadi basis dari koalisi pimpinan AS, pesawat tak berawak itu dicurigai membawa misi untuk menjatuhkan serangan.
"Pesawat tak berawak ini telah mengancam pasukan kami di lapangan. Karena itu sebagai antisipasi, kami harus menembak jatuh drone," ujar salah seorang pejabat AS dalam kondisi anonimitas, dilansir BBC.
Ia juga menuturkan bahwa drone yang ditembak jatuh oleh pasukan AS kali ini nampaknya memiliki jenis Shahed 129. Pesawat tak berawak model ini pertama kali diluncurkan oleh Iran pada 2012. Kemampuan yang dimiliki drone itu mampu menjangkau hingga jarak 2000 kilometer dan membawa bom, serta rudal secara bersamaan.
Langkah AS untuk menembak pesawat yang digunakan oleh Pemerintah Suriah dalam konflik di negara itu telah terjadi dua kali dalam sepekan terakhir. Pada Ahad (18/6) lalu, sebuah pesawat tempur milik militer negara yang dipimpin Presiden Bashar Al Assad itu dijatuhkan di Ja'Din, Raqqa.
Pasukan koalisi yang dipimpin AS mengatakan pesaat tempur Suriah hendak menjatuhkan serangan udara dekat dengan lokasi kelompok oposisi negara itu, Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Karena itu, mereka melakukan upaya untuk mencegah hal itu, sesuai dengan ketentuan.
Dalam konflik yang terjadi sejak 2011 lalu di Suriah, AS mendukung kelompok oposisi yang hendak menggulingkan rezim pemerintahan Assad. Meski saat ini banyak wilayah yang telah kembali dikuasai oleh pemerintah, namun sebagian tetap diduduki oleh pemberotak.