Rabu 21 Jun 2017 08:26 WIB

Sekjen PBB Ingatkan Trump Jangan Buat AS Terisolasi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Selasa (20/6), memperingatkan agar pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak mengisolasi AS dari negara-negara lain di dunia.

Hal ini berkaitan dengan kebijakan-kebijakan Trump yang dianggap kontroversial, seperti menarik AS dari kesepakatan iklim Paris beberapa waktu lalu.

Menurut Guterres, menciptakan kekosongan dalam hubungan internasional sangat berisiko. "Jika AS melepaskan diri dalam banyak aspek kebijakan luar negeri dan hubungan internasional, tidak dapat dihindarkan bahwa aktor lain akan menempati ruang tersebut," ujarnya dalam konferensi pers memperingati Hari Pengungsi Sedunia, seperti dilaporkan laman CNN.

Ia menilai hal itu tentu tidak akan baik untuk AS. "Saya rasa ini tidak baik untuk AS. Dan saya rasa ini juga tidak baik untuk dunia," kata Guterres.

Dalam kesempatan tersebut, Guterres juga mengungkapkan kekecewaannya tentang banyaknya negara-negara di dunia yang menutup perbatasan mereka agar tidak didatangi pengungsi. Mereka seolah-olah berpaling dari krisis kemanusiaan yang saat ini melanda beberapa wilayah di dunia.

Oleh sebab itu, Guterres meminta agar AS dapat terlibat dalam proses pengentasan masalah krisis pengungsi. "Saya sangat menganjurkan pemerintah AS untuk menerima pengungsi," ungkapnya.

AS, di bawah pemerintahan Trump, sempat menerapkan kebijakan larangan perjalanan bagi mereka yang berasal dari negara-negara mayoritas Muslim. Dengan kebijakan tersebut, AS menutup diri dari kemungkinan datangnya pengungsi dari negara-negara konflik di Timur Tengah. Larangan perjalanan ini masih diperdebatkan di pengadilan AS.

Guterres mengatakan, dia akan mengunjungi Washington pekan depan untuk membahas beberapa isu yang mempengaruhi PBB dengan anggota Kongres. Termasuk perihal usulan pemotongan dana dari AS untuk PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement