Kamis 22 Jun 2017 21:34 WIB

Israel Minta Raja Salman Undang Netanyahu ke Arab Saudi

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Dwi Murdaningsih
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.
Foto: EPA/Jim Hollander
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Intelijen dan Transportasi Israel Yisrael Katz meminta Raja Arab Saudi Salman Abdulaziz Al-Saud untuk mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Riyadh. Undangan tersebut menurutnya dapat mendukung hubungan diplomatik yang lebih baik antara kedua negara.

"Saya meminta Salman, Raja Saudi, untuk mengundang Perdana Menteri Israel Netanyahu untuk mengunjungi Arab Saudi," kata Katz, dikutip Aljazirah.

Berbicara dalam konferensi Herzliya pada Kamis (22/6), Katz juga meminta Raja Salman untuk mengirim putra mahkota Arab Saudi yang baru diangkat, Mohammed bin Salman, ke Tel Aviv. Ia mengungkapkan adanya kepentingan bersama antara Israel dan Arab Saudi mengenai Iran.

"Kami melihat betapa baiknya Anda sebagai tuan rumah ketika Presiden Trump ada di sana. Anda juga bisa mengirim ahli waris Anda yang baru, Pangeran Mohammed bin Salman. Dia adalah seorang yang dinamis, dia adalah inisiator, dan dia akan membuat terobosan," ujar Katz.

Israel sejauh ini telah mendukung negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.

Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, juga menyerukan untuk penguatan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Arab Saudi. Lieberman mengatakan kesepakatan damai harus dicapai dengan Arab Saudi, yang disebutnya sebagai negara Sunni Arab moderat, sebelum kesepakatan damai dapat dilakukan dengan Palestina.

"Satu-satunya penerangan di ujung terowongan adalah kesepakatan regional yang lengkap. Hubungan diplomatik dan ekonomi penuh. Bukan di bawah meja, tapi di atas meja," ungkap Lieberman.

"Kesepakatan regional dan hubungan perekonomian penuh antara Israel, negara-negara Teluk, dan Arab Saudi berarti akan menambah pendapatan sebesar 45 miliar dolar AS untuk Israel," tambah dia.

Berbicara kepada Aljazirah di Ramallah, Mustafa Barghouti, yang memimpin Palestinian National Initiative, menduga Arab Saudi atau negara-negara Arab lainnya tidak akan menuruti permintaan Israel.

"Apa yang Israel inginkan adalah memiliki hubungan normal dengan negara-negara Arab, tanpa mempertimbangkan pertarungan internal antara Arab Saudi dan Iran, dan negara-negara lain. Jadi akan ada hubungan normal dengan Israel dengan mengorbankan masalah Palestina," kata Barghouti.

"Jika hubungan normal terjadi antara Israel dan negara-negara Arab tanpa menyelesaikan masalah Palestina, Israel berpikir dunia akan melupakan masalah Palestina," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement