Selasa 27 Jun 2017 06:43 WIB

Iran Minta Eropa Ikut Turun Tangan Adakan Dialog Qatar-Arab

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.
Foto: The Guardian
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, Senin, meminta Eropa menggunakan pengaruhnya untuk mempromosikan dialog di Teluk Persia setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain memutuskan hubungan dengan Qatar awal bulan ini.

Menyalahkan Iran atau Qatar karena "terorisme" adalah usaha yang dilakukan oleh negara-negara itu untuk menghindari tanggung-jawab atas kegagalan mereka dalam menangani tuntutan rakyat mereka sendiri, katanya dalam sebuah pidato di ibu kota Jerman di mana ia mengusulkan mekanisme baru keamanan regional untuk negara-negara Teluk.

"Suatu hari Iran, kemudian Qatar," katanya. "Itu adalah upaya untuk menghindari tanggung jawab, lepas dari pertanggungjawaban atas hal yang sangat mendasar kegagalan sistem negara untuk mengatasi, untuk menanggapi tuntutan penduduknya."

Presiden Iran Hassan Rouhani telah menyuarakan dukungan untuk Qatar dalam konfrontasinya dengan pesaingnya, Arab Saudi, dan negara sekutunya yang menuduh Qatar mendukung militan Islam, sebuah tuduhan yang dibantah Qatar.

Pekan lalu empat negara Arab, yaitu Saudi Arabia, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Bahrain, telah mengirimkan 13 tuntutan kepada Qatar, termasuk penutupan televisi Al Jazeera dan mengurangi kedekatan hubungan dengan Iran, sebagai syarat untuk mengakhiri krisis di kawasan tersebut.

Tuntutan tersebut disampaikan sebagai upaya untuk mengakhiri krisis di Teluk Arab setelah empat negara tersebut memutuskan hubungan dengan Qatar dengan tuduhan mendukung kelompok teroris.

Qatar, negara yang mempunyai kebijakan politik lebih terbuka, termasuk menjalin hubungan dekat dengan Iran, serta mendukung gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir, telah menimbulkan kekhawatiran bagi negara Arab lainnya, terutama Saudi Arabia yang masih konservatif. Tuntutan lainnya adalah menutup pangkalan militer Turki di Qatar.

Qatar juga dituntut agar mengumumkan secara resmi hubungan mereka dengan gerakan teroris, serta kelompok militan lainnya, termasuk Ikhwanul Muslimin, ISIS, al Qaeda, Hezbullah dan Jabhat Fateh al Sham.

Namun sejauh ini Qatar selalu membantah tuduhan keempat negara yang sejak 5 Juni lalu memutuskan hubungan diplomatik serta hubungan ekonomi dengan Qatar. Keempat negara tersebut memberikan waktu sepuluh hari kepada Doha untuk memberikan jawaban, tapi tidak ada penjelasan lebih lanjut jika 13 tuntutan tersebut tidak dipenuhi oleh Qatar.

Sementara itu Qatar mengaku sedang meninjau daftar tuntutan yang diajukan oleh empat negara Arab yang memberlakukan boikot terhadap negara Teluk kaya itu, namun mengatakan bahwa daftar tersebut tidak masuk akal atau tidak dapat ditindaklanjuti.

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, baru-baru ini telah meminta Arab Saudi dan negara lainnya untuk membuat daftar keluhan yang masuk akal dan dapat ditindaklanjuti.

"Daftar ini tidak memenuhi kriteria tersebut," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement