REPUBLIKA.CO.ID, Jutaan orang di tiga benua dunia, yaitu Amerika, Eropa, dan Asia menyaksikan gerhana matahari total yang terjadi pada 30 Juni 1954. Salah satu fenomena alam itu menjadi sebuah hal yang dengan antusias karena sangat langka.
Bagi warga Inggris, fenomena alam ini terakhir kali terlihat di negara itu pada 1927. Saat gerhana matahari terjadi, bumi seakan menjadi gelap selama beberapa detik. Suhu udara secara otomatis juga menurun, dan banyak hewan, salah satunya burung yang masuk ke sarang mereka.
Gerhana matahari yang terjadi pada 1954 pertama kali membuat bayangan di Nebraska, Amerika Utara. Kemudian, terus menyusul melewati Labrador, hingga melintasi Atlantik dengan kecepatan sekitar 2897 per jam.
Kemudian, gerhana matahari mulai berada di Greenland, Islandia, Norwegia, Swedia, Belarus, Ukraina, dan Rusia. Hingga kemudian mulai memasuki wilayah Asia, dimulai dari Iran, Afghanistan, Pakistan, dan India.
Durasi terpajang bayangan hitam yang muncul dalam fenomena alam ini adalah 2 menit 35 detik. Setidaknya ada 400 ilmuwan dari seluruh dunia juga berkumpul di Swedia untuk mengamati gerhana matahari yang membuat bayangan lebar yang melintas sepanjang 128 kilometer di tiga benua.