Ahad 02 Jul 2017 11:30 WIB

Tolak Tuntutan Negara-Negara Arab, Qatar tak Takut Pembalasan Militer

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani saat berada di Beograd, Serbia.
Foto: AP Photo/Darko Vojinovic
Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani saat berada di Beograd, Serbia.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar yang kini dituntut 13 tuntutan oleh negara-negara Arab yang memutus hubungan diplomatik dengan negaranya diberi tenggat waktu sampai Senin (3/7) waktu setempat. Namun Qatar menyatakan menolak untuk memenuhi tenggat waktu tersebut untuk memenuhi tuntutan tersebut.

Dalam sebuah kunjungan ke Roma, Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani kembali menolak tuntutan tersebut. Ia menyebut tuntutan tersebut adalah pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar.

Ia mengatakan bahwa setiap negara bebas untuk mengemukakan keuhan dengan Qatar, jika mereka memiliki bukti Namun menurut dia konflik semacam itu harus diselesaikan melalui melalui negosiasi, bukan dengan memaksakan ultimatum.

"Kami percaya bahwa dunia diatur oleh undang-undang internasional, yang tidak memungkinkan pengara-negara besar menggertak negara-negara kecil," katanya dalam sebuah konferensi pers di Italia, menurut The Guardian, Ahad (2/7).

"Tidak ada yang punya hak untuk mengajukan sebauh ultimatum kepada negara berdaulat," ujarnya.

Selain menolak tuntutan tersebut, Al Thani juga mengatakan bahwa negaranya tidak pernah memiliki niat untuk menerima tuntutan mereka.

"Tidak ada ketakutan dari tindakan apapun yang akan diambil, Qatar siap menghadapi konsekuensi apapun. Tapi seperti yang telah saya sebutkan, ada hukum internasional yang tidak boleh dilanggar dan ada batas yang tidak boleh dilanggar," ujarnya.

Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada bulan lalu dan menutup jalur darat, laut dan udara. Mereka mengeluarkan 13 butir tuntutan, termasuk membatasi hubungan diplomatik dengan Iran, memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan menutup jaringan berita Aljazirah.

Mereka menuduh Qatar mendukung kelompok teror regional, di mana tuduhan tersebut ditolak oleh Qatar. Sementara di Roma, Al Thani bertemu dengan Menteri Luar Negeri Italia Angelino Alfano, yang mendukung upaya mediasi yang dipimpin Kuwait. Dan juga mendesak negara-negara yang terlibat dalam kebuntuan untuk menjauhkan diri dari tindakan lebih lanjut yang dapat memperburuk situasi.

Al Thani juga berharap perusahaan di Italia dapat terus mengkonsolidasikan kehadiran mereka di Qatar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement