REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pemerintah Myanmar telah menutup tiga kamp pengungsi Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, Ahad (2/7). Penutupan tiga kamp tersebut merupakan tindak lanjut dari usulan komisi penasehat yang dipimpin mantan sekretaris jenderal PBB Kofi Annan.
Pada April lalu, komisi yang dipimpin Kofi Annan merekomendasikan agar pemerintah Myanmar mengembangkan strategi komprehensif untuk menutup semua kamp pengungsi di Rakhine. Sebagai langkah pertama, ia mengusulkan agar Myanmar dapat menutup tiga kamp sekaligus.
"Tiga kamp telah ditutup di kota Kyaukphyu, Pauktaw, dan Ramree," ungkap Penasihat Keamanan Nasional Myanmar Thaung Tun dalan sebuah pernyataan yang diterbitkan di surat kabar negara, seperti dikutip laman Anadolu Agency.
Di antara tiga kamp tersebut, kamp yang terakhir ditutup adalah kamp Muslim Rohingya di Pauktaw, dekat ibu kota negara bagian Sittwe. Kamp tersebut sebelumnya dihuni sekitar 215 keluarga Muslim Rohingya.
Muslim Rohingya yang sebelumnya tinggal di kamp-kamp tersebut dipindakan ke desa terdekat. "Kebanyakan dari mereka dipindahkan ke desa terdekat Min That Phar. Sementara yang lainnya pindah ke desa-desa lain di mana mereka memiliki keluarga," kata juru bicara pemerintah Rakhine, Min Aung.
Ia menerangkan Muslim Rohingya yang dipindahkan pun mendapatkan bantuan dari pemerintah yakni berupa rumah dan uang tunai guna melanjutkan usaha atau pekerjaan mereka sebelumnya. Sejak pertengahan 2012, terjadi serangkaian insiden kekerasan komunal antara umat Buddha Rakhine dengan Muslim Rohingya. Konflik telah menyebabkan 100 orang tewas dan sekitar 120 ribu lainnya mengungsi di kamp. Sebagian besar di antara mereka adalah Muslim Rohingya.