REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melalui pembicaraan telepon menegaskan akan meningkatkan tekanan pada Korea Utara dalam kerja sama dengan Korea Selatan, kata juru bicara pemerintah Jepang, Senin (3/7).
Perundingan dwipihak tersebut untuk memastikan kerja sama erat Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan sebelum temu puncak G20 di Hamburg, Jerman, pada akhir pekan ini, kata juru bicara tersebut. Trump juga dijadwalkan berbicara melalui telepon dengan Presiden Cina Xi Jinping, kata Gedung Putih pada Sabtu.
Trump mengadakan pertemuan puncak dengan Xi pada April. Presiden AS itu mencoba bekerja sama dengan Cina untuk meningkatkan tekanan terhadap Korea Utara atas program nuklir dan peluru kendali balistiknya, yang menjadi ancaman bagi AS dan sekutunya, Korea Selatan dan Jepang.
Ia bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Gedung Putih pada Jumat, dan dijadwalkan mengadakan pertemuan bilateral dengan Xi, Abe and Moon pada KTT G20.
Setelah melakukan pembicaraan dengan Moon, Trump mengatakan negaranya telah menegosiasikan ulang apa yang dipandangnya sebagai kesepakatan perdagangan "kasar" dengan Korea Selatan yang disetujui lima tahun yang lalu oleh pendahulunya, Barack Obama. Dia juga menegaskan masa kesabaran atas program rudal nuklir dan balistik Korea Utara telah berakhir.
Terlepas dari retorika sulit, masih belum jelas bagaimana Trump akan menemukan jalan ke depan di Korea Utara, yang sedang berupaya mengembangkan rudal bertipe nuklir yang mampu menyerang Amerika Serikat. Trump baru-baru ini mengambil sikap keras dengan Cina tentang kebutuhan Beijing untuk mengendalikan Korea Utara.
Pada Ahad, sebuah kapal perang AS berlayar di dekat sebuah pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan yang diklaim oleh Cina, Taiwan dan Vietnam dalam sebuah operasi yang dimaksudkan untuk menantang klaim yang bersaing dari ketiga negara tersebut, kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan AS.
USS Stethem, kapal perusak, berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Pulau Triton, bagian dari Kepulauan Paracel di Laut Cina Selatan. Kapal tersebut berlayar sebagai bagian dari gerakan kebebasan berlayar atau Fonop kedua selama masa kepresidenan Donald Trump, setelah pelatihan pada akhir Mei, saat kapal perang AS berlayar pada jarak 12 mil laut dari pulau buatan, yang dibangun Cina di perairan tersebut.