REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Emmanuel Macron mengambil bagian dalam simulasi peluncuran rudal nuklir di atas sebuah kapal selam. Sebelumnya ia sempat berjanji melanjutkan perang di luar negeri dan simulasi ini sebagai isyarat komitmen terhadap pencegah nuklir Prancis.
Setelah mengunjungi pabrik senjata nklir, ia menghabiskan beberapa jam di atas kapal selam Le Terrible di Atlantik, tepatnya di lepas pantai Brittany. Dilaporkan Macron ikut serta dalam simulasi peluncuran rudal tersebut.
Prancis akan menjadi negara Uni Eropa satu-satunya yang memiliki senjata nuklir setelah 2019 ketika Inggris diperkirakan akan meninggalkan blok yang beranggotakan 28 negara itu. Pada Senin malam waktu setempat Macron mengatakan kepada parlemen dia akan mencabut keadaan darurat saat ini, yang telah ada sejak serangan teror Paris pada November 2015. Namun beberapa tindakan keamanan tetap berlaku.
"Pemerintah akan berupaya mencegah serangan baru dan kami akan berupaya melawan mereka tanpa belas kasihan, tanpa penyesalan dan tanpa kelemahan," kata Macron seperti dikutip Morning Star, Rabu (5/7). "Intervensi militer di wilayah Sahel di Afrika, Suriah dan Irak akan berlanjut," ujarnya,
Macron menekankan pentingnya pencegahan nuklir Prancis, dan menggambarkannya sebagai kunci keamanan. Menurut BBC, Rabu (5/7), simuasi peluncuran rudal ini dilaporkan merupakan bagian dari kunjungan presiden ke fasilitas senjata nuklir di pangkalan Ile Lounge, dekat Brest. Lokasi tersebut merupakan tempat bagi empat kapal tanker rudal balistik bertenaga nuklir di negara ini.
Prancis memiliki armada kapal selam dan pesawat tempur bersenjata nuklir dan memiliki sekitar 300 operasional hulu ledak nuklir. Dukungan untuk pencegahan berakar kuat dalam masyarakat dan sejarah Prancis sejak menjadi kekuatan nuklir pada 1960-an.