REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Bahrain Khalid bin Ahmed al-Kh Khalifa menyebut kelompok Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan teroris. Pernyataan itu disampaikan di tengah krisis diplomatik antara Qatar dan empat negara Teluk, termasuk Bahrain.
Bulan lalu, Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar karena dianggap mendukung gerakan Ikhwanul Muslimin dan menjadi rumah bagi para teroris.
Empat menteri luar negeri negara itu bertemu di Kairo, Rabu. Dalam keterangan pers usai pertemuan itu, Khalid bin Ahmed mengatakan, Ikhwanul Muslimin telah menumpahkan darah rakyat Mesir dan berkonspirasi melawan otoritas Bahrain. "Kami memandang Ikhwanul Muslim sebagai gerakan teroris," ujarnya seperti dikutip Aljazirah, kemarin.
Surat kabar pendukung Ikhwanul Muslim berbasis di Bahrain membantah pernyataan kelompok tersebut. "Pemerintahan hanya peduli pada kelompok yang dianggap menghasut dan menggambarkannya dengan cara yang tak dapat diterima," tulis surat kabar al-Naba.
Ikhwanul Muslimin menjadi kelompok oposisi kuat di Bahrain. Sejumlah anggota Ikhwan menduduki posisi di anggota dewan, lembaga keamanan hingga badan yudisial.