Jumat 07 Jul 2017 12:16 WIB

Alasan Organisasi Muslim Malaysia Dukung Boikot Starbucks

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Starbucks
Foto: Reuters/Keith Bedford
Starbucks

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Organisasi Muslim Malaysia mendukung pemboikotan terhadap Starbucks sebagai bentuk protes karena perusahaan gerai kopi terbesar di dunia itu membela hak-hak kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Langkah ini mengikuti apa yang juga diserukan oleh salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah.

Pada 29 Juni lalu, Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan bahwa sudah saatnya Pemerintah Indonesia mempertimbangkan pencabutan izin Starbucks di Tanah Air. Ia menilai, ideologi bisnis yang dimiliki perusahaan itu tidak sesuai dengan apa yang secara jelas menjadi prinsip bangsa, yaitu Pancasila.

Sejak 2015, kepala perusahaan sekaligus mantan CEO Starbucks Howard Mark Schultz mengampanyekan dukungan kesetaraan untuk kaum LGBT. Ia tidak segan-segan meminta agar para pemegang saham perusaaan itu yang tidak setuju dan mendukung hak orang-orang yang memiliki masalah orientasi seksual itu untuk angkat kaki.

Di Malaysia, Perkasa sebagai organisasi yang menaungi 700 ribu Muslim Malaysia mengatakan setuju dengan seruan dari Muhammadiyah. Pihaknya menilai, seruan untuk memboikot Starbucks juga diperlukan di negara itu, mengingat bahwa perusahaan itu telah mempromosikan sesuatu yang bertentangan.

"Keberatan kami adalah karena Starbucks telah mempromosikan sesuatu yang bertentangan dengan naluri manusia, melawan perilaku normal manusia, serta agama," ujar pimpinan bidang urusan Islam di Perkasa, Rabu (5/7).

Keputusan Starbucks untuk mendukung kesetaraan LGBT telah menjadi kontroversi di kalangan pemuka-pemuka dalam beberapa tahun terakhur. Dimulai pada 2013, saat sebuah video yang menunjukkan komentar dukungan terhadap kaum itu dipublikasikan oleh Schultz.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement