Pada 8 Juli 1941, pasukan sekutu memasuki Suriah dan Lebanon dalam sebuah operasi militer bernama Operation Exporter. Sebelumnya, pada Mei, Rashid Ali yang naik ke tampuk kekuasaan di Irak, telah menolak untuk mengizinkan manuver Inggris di negaranya sesuai dengan Perjanjian Anglo-Irak pada 1930
Inggris segera mengembalikan status quonya dengan mengusir Ali dan pengikutnya keluar dari Irak. Dengan dukungan Australia dan India, serta kekuatan Free French, Inggris menyerang Suriah dan Lebanon, untuk memastikan bantuan militer Jerman yang diminta Ali tidak akan masuk ke kedua negara itu.
Perlawanan berlangsung selama lima minggu sebelum gencatan senjata akhirnya ditandatangani pada 14 Juli. Gencatan senjata memberikan kendali kepada Sekutu atas Suriah maupun Lebanon.
Dilansir dari History, di antara mereka yang terluka dalam pertempuran tersebut adalah pemimpin sukarelawan Palestina berusia 26 tahun, Moshe Dayan. Dayan tengah berjuang mendapatkan kemerdekaan negaranya di masa depan.