REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Transportasi Malaysia Liow Tong Lai, Kamis (13/7) mengatakan Malaysia berharap tersangka penembak jatuh pesawat Malaysia Airlines pada 17 Juli 2014 segera diketahui pada akhir tahun ini.
Pesawat Boeing 777 itu ditembak jatuh saat melintasi teritori Ukraina Timur yang dikuasai separatis pro Rusia melawan pasukan pemerintah Ukraina dengan rudal Buk buatan Rusia, demikian kesimpulan Dewan Keamanan Belanda pada sebuah laporan yang dikeluarkan Oktober 2015.
Sebanyak 298 orang di dalam pesawat, mayoritas warga Belanda tewas. Kementerian Luar Negeri Belanda minggu lalu mengumumkan tersangka yang diidentifikasi menemba jatuh pesawat akan diadili di pengadilan Belanda dan di bawah kekuasaan hukum Belanda.
"Semoga pada akhir tahun atau awal tahun depan, kami bisa mendapat keputusan siapa yang sebenarnya dapat diadili di pengadilan," ujar Liow kepada wartawan saat upacara peringatan MH17 di Putrajaya, ibu kota pemerintahan Malaysia.
Sekitar 90 anggota keluarga dari 43 orang warga Malaysia yang tewas dalam kecelakaan menghadiri acara peringatan tersebut, yang mana mereka mendapat pengarahan singkat mengenai perkembangan penyelidikan.
Tim penyelidik yang dipimpin warga Belanda dengan anggota yang berasal dari Australia, Belgia, Malaysia dan Ukraina menyimpulkan pada September tahun lalu roket ditembakkan dari wilayah teritori Ukraina Timur yang dikuasai separatis pro Rusia. Temuan tersebut bertentangan dengan pernyataan Rusia pesawat tersebut ditembak jatuh oleh militer Ukraina, bukan para separatis.
Pihak berwenang mendesak orang-orang yang bertanggung jawab meluncurkan rudal Buk agar menyerahkan diri, tambah Liow yang mengatakan kesimpulan para penyelidik adalah kabar baik. "Kami yakin bisa mengidentifikasi para penjahat yang bertanggung jawab dan kami dapat membawa mereka ke pengadilan," ujarnya.
Md Salim Sarmo (68 tahun) yang mengakui anaknya berada di pesawat MH17 mengatakan dia telah menunggu lama untuk mendapatkan keadilan. "Kami diberitahu ini hanyalah masalah waktu sebelum mereka dibawa ke pengadilan...ini adalah keputusan yang telah kami nantikan," ujarnya.
Korban bencana tersebut berasal 17 negara, termasuk 196 warga Belanda.