Jumat 14 Jul 2017 20:11 WIB

650 Ribu Anak Alami Kengerian di Mosul

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Bilal Ramadhan
Batoul Bashir Ahmad (5bulan) bayi pengungsi Irak di Mosul yang mengalami malnutrisi menunggu truk yang akan mengangkut mereka ke tempat yang lebih aman.
Foto: Thaier Al-Sudani/Reuters
Batoul Bashir Ahmad (5bulan) bayi pengungsi Irak di Mosul yang mengalami malnutrisi menunggu truk yang akan mengangkut mereka ke tempat yang lebih aman.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Badan Dana Anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan bahwa anak-anak di Mosul, Irak, telah mengalami hal yang paling mengerikan selama tiga tahun terakhir. Hal ini berkaitan dengan kekuasaan ISIS dan pertempurannya dengan militer Irak di Kota Tua tersebut.

Wakil Perwakilan UNICEF di Irak Hamida Ramadhani mengatakan meskipun pertempuran di Mosul akan segera berakhir, namun bekas luka fisik dan mental anak-anak di sana masih membutuhkan waktu untuk pulih kembali.

"Sekitar 650 ribu anak laki-laki dan perempuan, yang telah mengalami mimpi buruk kekerasan di Mosul, telah membayar harga yang mengerikan dan mengalami banyak kengerian dalam tiga tahun terakhir," kata Ramadhani seperti dilaporkan laman Asharq Al-Awsat, Kamis (14/7).

Ia mengatakan sejumlah anak masih terus mengalami penderitaan di bagian lama Mosul Barat, yang notabene merupakan salah satu kantong kekerasan. Seorang dokter yang telah diajak bicara olehnya mengatakan kepadanya bahwa terdapat bayi berumur sepekan, anak-anak, serta ibu-ibu yang terluka dan terbungkus debu serta tanah di daerah tersebut.

"Korban anak-anak membayar dengan hidup mereka selama hampir 10 bulan di bawah pertempuran sengit," ujar Ramadhani.

Dalam tiga hari terakhir, UNICEF dan mitranya, kata Ramadhani melanjutkan, telah melihat peningkatan jumlah anak-anak yang tak terdampingi dan dalam kondisi rentan tiba di fasilitas medis. "Beberapa bayi yang dibawa masuk (ke fasilitas medis) telah ditemukan sendiri di puing-puing," ucapnya.

Melihat kondisi demikian, UNICEF menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam pertempuran Mosul untuk memperlakukan semua anak sebagai anak-anak. Di mana dan siapa pun mereka.

"Sekarang adalah waktunya bagi mereka untuk pulih, mengatasi trauma mereka, bersatu kembali dengan keluarganya, dan merebut kembali sebagian dari masa kecil mereka yang hilang," ungkap Ramadhani.

Ramadhani juga mengatakan bahwa hingga saat ini UNICEF telah berhasil menyatukan kembali 1.333 anak yang tak terdampingi atau terpisah di Mosul bersama keluarganya masing-masing. Saat ini, UNICEF juga tengah mendukung dan berupaya untuk membuka kembali 470 sekolah di Mosul timur dan barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement