REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Lebih dari 330 ribu orang dinyatakan tewas dalam konflik Suriah sejak dimulai enam tahun lalu. Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan, sekitar sepertiga dari korban tewas itu adalah warga sipil.
Lembaga ini telah mendokumentasikan kematian 331.765 orang di seluruh Suriah sejak konflik tersebut meletus pada pertengahan Maret 2011. Kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, mengatakan warga sipil yang tewas berjumlah 99.617 untuk periode antara 15 Maret 2011 dan 15 Juli 2017.
Sebanyak 18.243 anak-anak dan 11.427 wanita termasuk di antara warga sipil yang terbunuh. Angka tersebut adalah angka terbaru yang diberikan oleh lembaga ini sejak Maret lalu, ketika mereka mengatakan 320 ribu orang, termasuk 96 ribu warga sipil, telah tewas terbunuh.
Dalam laporan terakhirnya, Syrian Observatory for Human Rights mengatakan total 116.774 anggota pasukan rezim atau pendukung rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad, telah terbunuh di Suriah sejak konflik dimulai. Dari jumlah tersebut, 61.808 di antaranya adalah tentara rezim dan 1.408 lainnya adalah anggota Hizbullah Lebanon, sekutu rezim yang didukung Iran.
Sebanyak 57 ribu pemberontak, termasuk aliansi Arab-Kurdi, Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS, ikut tewas. Selain itu, lebih dari 58 ribu militan dari kelompok ISIS dan afiliasi Alqaedah di Suriah, juga terbunuh.
Konflik tersebut pecah sejak terjadi demonstrasi anti-pemerintah. Demonstrasi yang awalnya damai, dengan cepat berubah menjadi perang yang melibatkan banyak kekuatan lokal, regional, dan asing.
Dilansir dari Alarabiya, konflik yang brutal telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur negara dan mengungsikan jutaan orang, lebih dari separuh penduduk Suriah.