REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Haris Yuliana, mendesak pemerintah Indonesia bersikap tegas atas kekejaman Israel terhadap warga Palestina. Setelah menjajah bertahun-tahun, kini pasukan Israel menutup Masjid al-Aqsha dan tidak boleh digunakan untuk beribadah.
Haris menilai selama ini Pemerintah Indonesia kurang tegas mendukung kemerdekaan Palestina. Karenanya, dia meminta dukungan dan sikap nyata pemerintah Indonesia.
"Apapun yang berhubungan dengan Israel harus diboikot. Ini warning bagi pemerintah Indonesia untuk menunjukkan sikap tegas terhadap Israel," kata Haris di Kota Bandung, Jumat (21/7).
Dia menyebut, warga Palestina semakin berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Israel terus melakukan invasi dengan memborbardir wilayah-wilayah di seluruh Palestina yang mengundang reaksi dan kemarahan dari seluruh negara.
Apalagi, Haris melihat, tindakan keji Israel juga terbukti dengan kejadian penembakan iman Masjid al-Aqsha usai melaksanakan salat Isya, Rabu (19/7). Tentara Israel menembak dengan menggunakan peluru karet yang menyebabkan iman Masjid al-Aqsha mengalami luka-luka. "Saya mendorong pemerintah Indonesia untuk tegas terhadap Israel," ujarnya.
Pemerintah Indonesia juga diminta aktif menyuarakan kebebasan Palestina dari tekanan Israel di tingkat internasional. Ini bertujuan agar kemerdekaan bisa direngkuh warga Palestina setelah berpuluh-puluh tahun dalam intimidasi Israel.
Peristiwa yang terjadi di Palestina dinilainya harus menjadi semangat umat Islam di seluruh dunia termasuk Indonesia untuk bangkit dan menunjukkan solidaritas. "Tidak boleh ada kompromi apapun dengan Israel. Dan ghirah umat Islam harus bangkit dengan adanya peristiwa ini," kata Haris.
Aliansi Masyarakat Selamatkan al-Aqsha Jawa Barat juga menggelar aksi solidaritas di Kota Bandung, hari ini. Mereka menyuarakan desakan pembebasan dan penyelamatan Masjid al-Aqsha dari pasukan Israel.