REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seorang perempuan dengan demensia, sudah lupa bagaimana berbicara, tiba-tiba menemukan kembali suaranya saat dikunjungi oleh seorang bayi berusia enam bulan.
Morleen Templeman (83 tahun) mengalami kesulitan berkomunikasi sejak didiagnosa menderita demensia. Ia tinggal di rumah perawatan Feros Village, di kota Bangalow, utara negara bagian New South Wales (NSW). Manajer di rumah perawatan, Jo Dwyer, mengatakan Morleen pernah mengalami frustrasi parah sejak kehilangan kemampuan berbicaranya.
"Morleen bermasalah, dan Anda bisa melihat itu, tapi ia tak bisa memberi tahu kami alasannya," kata Jo Dwyer.
"Salah satu dampak besar yang ia rasakan adalah kemampuan berbicaranya. Ia akan bergumam dan bergumam tapi tak ada yang jelas, hanya kadang-kadang ia bisa mengatakan 'terima kasih' atau 'bunga yang cantik'.”
Tapi saat perawat bernama Shelly Fletcher mengunjungi Morleen bersama dengan anak perempuannya yang berumur enam bulan, bernama Lola, Morleen tiba-tiba menemukan kembali suaranya.
"Ini mengejutkan saya, saya melihat sendiri saat pertama menyambut Morleen ke rumah perawatan dan mengetahui apa yang sudah dilaluinya cukup sulit. Lalu sekarang melihat dirinya saat sedang bersama Lola... perubahan yang luar biasa," kata Shelly. "Ketika Morleen melihat Lola, seluruh tubuhnya berubah, ia memiliki energi keibuan. Anda bisa melihat bahunya menjadi tegak, ia mulai menggerakkan tangannya seperti ingin menggendong Lola, bicaranya jadi jauh lebih membaik, ia mulai bisa mengucapkan beberapa kalimat, ia akan mengatakan 'bayi cantik' atau 'di mana popoknya?'," tutur Shelly.
Dan bukan hanya kemampuan bicara Morleen yang kembali. Shelly Fletcher mengatakan bahwa Morleen bahkan ingat bagaimana cara merawat seorang anak. "Tanpa membicarakannya, kami berdua secara alami mulai sama-sama mengurus Lola dan Morleen akan mulai mengganti popoknya," ujar Shelly.
"Ia (Morleen) melihat ada sesuatu di belakang telinga Lola, jadi saya laporkan apa itu kepada ayahnya, karena ayahnyalah yang bertugas memandikan.”
"Saya bilang padanya 'Morleen mengkritik kemampuan memandikan kamu'.” "Kemudian di musim dingin, saya tak pasangkan kaus kaki untuk Lola. Morleen mengingatkan saya untuk memasangkan kaus kaki. Jadi inilah saya yang tak tahu banyak dan Morleen yang hidup dengan demensia. Kami berdua jadi merawat Lola."
Jo Dwyer mengatakan, kenangan bisa dimunculkan dengan berbagai cara. Tapi bagi banyak ibu, tak ada yang lebih baik daripada memeluk seorang bayi.
"Saya pikir, ingatan jangka panjang itu masih ada dan cinta dan naluri keibuan yang pernah ia miliki untuk anak-anaknya sendiri, lalu cucu-cucunya," tutur Jo.
"Anda akan sering mendengar perempuan dengan demensia menanyakan ibunya, tapi Morleen malah sebaliknya.
"Kekuatan naluri keibuannya dan ingatan jangka panjanglah yang muncul. Ia jelas seorang ibu yang luar biasa."
Shelly Fletcher mengatakan, bukan hanya penghuni rumah perawatan lansia saja yang diuntungkan.
"Hal terbaik yang saya suka dari datang ke rumah perawatan lanjut usia adalah ini aktivitas yang tak menghakimi. Lansia yang sering buang air besar tidak apa -apa, ada banyak tisu dan staf yang sangat berbakat untuk membersihkannya, tapi ini berbeda dengan yang dirasakan saat berada di kafe-kafe," ungkapnya. "Saya tak mengira manfaat yang akan saya dapatkan. Penelitian di luar sana menjelaskan manfaatnya bagi lansia, tapi saya jelas meremehkan manfaat dari Lola dan saya sendiri.”
"Lola tidur begitu pula setelah kunjungan,” kata Shelly.
"Bagi saya, Anda bisa menggendong bayi Anda sehari, meski sebenarnya tak terlalu bisa melihatnya. Jadi datang ke sebuah rumah perawatan dan menyerahkannya kepada seseorang yang Anda percaya, membuatnya istimewa saat melihat bayi kita sambil duduk santai minum kopi."
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.