Ahad 23 Jul 2017 20:49 WIB

AS Diminta Desak Israel Hentikan Pembatasan Ibadah Al-Aqsha

Warga Palestina melaksanakan Shalat Jumat di jalan menuju kompleks Masjid Aqsha yang diblokir polisi Israel di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/7)
Foto: Amir Cohen/Reuters
Warga Palestina melaksanakan Shalat Jumat di jalan menuju kompleks Masjid Aqsha yang diblokir polisi Israel di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/7)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menlu Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson menyampaikan kekhawatiran terhadap situasi di kompleks masjid itu. Rex menuturkan telah melakukan pembicaraan dengan Yordania, Palestina dan Israel.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Ahad (23/7), Rex dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sepakatmengenai pentingnya mencegah meningkatnya eskalasi di kawasan masjid tersebut.  Ia juga menegaskan status quo kompleks Masjid Al-Aqsa penting untuk tetap dipelihara.

Selain dengan Menlu AS, Retno juga telah melakukan komunikasi intensif dengan Menlu Yordania, Palestina, Turki, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam agar situasi di kawasan masjid itu tidak memburuk dan kegiatan beribadah dapat segera dipulihkan.

Intensitas diplomasi Indonesia juga ditingkatkan di beberapa perwakilan, antara lain di Baku, Amman, Washington DC dan New York dalam rangka mengirim pesan yang kuat dan menyampaikan posisi Indonesia mengenai situasi di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Retno mengatakan Indonesia meminta agar Amerika Serikat mendesak Israel menghentikan pembatasan beribadah dan tindakan kekerasan di Masjid Al-Aqsa. Tindak kekerasan oleh pihak keamanan Israel dalam beberapa waktu terakhir tidak hanya mengakibatkan tiga korban meninggal dan lebih dari seratus korban luka-luka, tetapi juga telah meningkatkan ketegangan dan sangat membatasi kegiatan beribadah di Masjid Al-Aqsa.

Retno mengatakan Indonesia yang mengutuk peristiwa meninggalnya tiga orang pemuda Palestina, menegaskan pentingnya agar segera diambil langkah-langkah untuk dapat menghentikan eskalasi kekerasan dan ketegangan yang ada.

"Penurunan eskalasi penting sekali dilakukan untuk mencegah situasi semakin memburuk", ujar Retno.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement