REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pertempuran antara pasukan Pemerintah Suriah dan kelompok oposisi kembali terjadi di wilayah timur Damaskus, Rabu (26/7). Ini menjadi yang pertama kali sejak kedua belah pihak mengumumkan adanya gencatan senjata sejak akhir pekan lalu.
Serangan udara diluncurkan oleh pasukan pemerintah di tiga kota di Ghouta Timur. Satu orang tewas dan 11 lainnya dilaporkan terluka dalam kejadian ini.
Observatorium Suriah mengatakan, kemungkinan jumlah korban dapat meningkat. Gencatan senjata kembali diberlakukan pada 9 Juli lalu, dengan kesepakatan yang tercapai melalui Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Selama ini, AS dan Rusia telah berada di pihak berlawanan dalam konflik Suriah. Moskow mendukung pemerintah negara itu yang dipimpin oleh Presiden Bashar Al Assad.
Rusia mendukung pasukan rezim Assad dengan melakukan intervensi militer pada 2015. Serangan udara secara signifikan juga dilakukan untuk memukul mundur oposisi Suriah.
Sementara, Washington berada di pihak oposisi. AS selama ini telah memberikan dukungan terhadap kelompok-kelompok yang berupaya menggulingkan Assad dan telah meminta pemimpin negara itu untuk mundur meninggalkan kekuasaannya.
Konflik Suriah yang dimulai sejak 2011 telah membuat lebih dari 400 ribu orang tewas. Tak hanya itu, 5.5 juta orang lainnya juga meninggalkan negara Timur Tengah itu. PBB mencatat secara resmi ada 6,3 juta yang menjadi pengungsi dan mencoba mencari suaka.