Jumat 28 Jul 2017 13:48 WIB

Menlu Retno akan Hadiri Pertemuan KTT Luar Biasa OKI

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan keterangan seusai bertemu dengan duta besar negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, Selasa (25/7).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan keterangan seusai bertemu dengan duta besar negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, Selasa (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan menghadiri Pertemuan Luar Biasa Tingkat Menteri Organisasi Kerja sama Islam (OKI) untuk membahas tentang situasi di kompleks Masjid Al-Aqsa dan upaya kemerdekaan Palestina.

"Rencananya Ibu Menlu akan menghadiri Pertemuan Luar Biasa Komite Eksekutif OKI di Istanbul pada 1 Agustus," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat.

Menurut Arrmanatha, pertemuan tersebut merupakan permintaan dan usulan yang disampaikan Pemerintah Indonesia kepada Sekretaris Jenderal OKI dan pemerintah beberapa negara OKI.

"Pertemuan ini sudah beberapa lama ini direncanakan. Indonesia akan menekankan posisi dan pandangan kita dan menyampaikan langkah-langkah yang perlu dilakukan agar situasi di kompleks Al-Aqsha lebih baik," ujar dia.

Pemerintah Indonesia pada pertemuan itu akan meminta solidaritas dan persatuan negara-negara anggota OKI untuk menjaga status quo kompleks Al-Aqsha dan terus mendorong dukungan masyarakat internasional bagi upaya kemerdekaan Palestina.

"Kita harus mendorong masyarakat internasional dan PBB untuk memberi pengawasan dan perlindungan bagi kompleks Al- Aqsha," ucap Arrmanatha.

Dia pun menekankan, negara-negara anggota OKI harus meningkatkan persatuan untuk mendorong masyarakat internasional untuk segera menyelesaikan masalah di Palestina. "Kita juga akan memanfaatkan pertemuan itu untuk kembali mengingatkan bahwa OKI itu dibentuk untuk memerdekakan Palestina. Karena sudah 50 tahun Palestina di bawah okupasi Israel, tetapi kita masih belum berhasil membebaskan Palestina, dan kita tidak bisa menunggu 50 tahun lagi," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement