Senin 31 Jul 2017 09:57 WIB

Terpukul di Irak dan Suriah, ISIS Diduga Berkumpul di Libya

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Gerakan ISIS di Suriah
Foto: Youtube
Gerakan ISIS di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Setelah kehilangan banyak wilayah di Irak dan Suriah, ISIS diduga telah berkumpul di Libya. Menurut sejumlah pengamat, kelompok teror itu memanfaatkan kekacauan Libya dan menjadikan negara ini sebagai titik kebangkitannya.

Mereka diduga kembali merekrut anggota di daerah pedesaan di Kota Sabratha, yang berjarak hanya 60 mil dari perbatasan Tunisia. Sebelumnya mereka telah kehilangan wilayah kekhalifahan di Sirte, Libya, pada akhir tahun lalu.

"Mayoritas pasukan tempur mereka berasal dari Tunisia, jadi Sabratha juga merupakan pusat kebangkitan. ISIS di Libya bisa beregenerasi dengan cepat," ujar analis terorisme Robert Young Pelton kepada Fox News.

Juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA), Kolonel Ahmed Almesmari, mengatakan ISIS pertama kali muncul di Libya pada akhir 2013. Mereka muncul bahkan sebelum ISIS mendominasi Irak di kota pelabuhan Derna di Libya timur dekat perbatasan Mesir.

Seiring berjalannya waktu, ISIS telah memindahkan wilayah operasinya dari perbatasan Mesir timur ke sisi barat Tunisia. Menurut Almesmari, kelompok teror tersebut baru-baru ini mendirikan kamp-kamp sejauh 25 mil di sebelah timur kota Bani Waleed, serta di selatan Sirte.

Juru bicara dan komandan senior milisi al-Bunyam al-Marsous Mistrata, Mohamed Ghasri, yang melakukan pertempuran berdarah melawan ISIS di Sirte, mengatakan pekan lalu ia telah mengamati pergerakan ISIS di Sirte. ISIS mencoba untuk berkumpul kembali dan menembus garis kekuatan Libya di selatan.

Pakar Ekstremisme Islam dan tim peneliti Defense Forum AS, Joseph Fallon, sependapat bahwa ISIS telah mundur ke selatan Sirte untuk berkumpul kembali. Menurutnya, ancaman global tidak dapat diremehkan.

"Hal ini dapat membahayakan kepentingan barat melalui perang gerilya mereka untuk melakukan sabotase fasilitas dan pelabuhan minyak Libya, serta melalui teror yang akan mengacaukan negara-negara tetangga dan Eropa," katanya.

Sebagian besar ladang minyak Libya terletak di selatan Sirte, bersama dengan kilang utama. Negara ini merupakan rumah bagi cadangan minyak terbesar di Afrika, dan minyak mentah kualitas optimumnya sangat diminati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement