Selasa 01 Aug 2017 14:17 WIB

Juli, Suhu Paling Panas di Australia pada 100 Tahun Terakhir

Rep: Kristian Silva, Lucy Marks and staff/ Red: Budi Raharjo
Cuaca panas di Australia.
Foto: ABC News
Cuaca panas di Australia.

REPUBLIKA.CO.ID,Menurut catatan Biro Meteorologi Australia (BOM) suhu udara selama bulan Juli 2017 di negara itu merupakan yang paling tinggi dalam 100 tahun terakhir.

"Suhu rata-rata lebih tinggi terjadi di Queensland, Northern Territory, sebelah utara Australia Barat, dan New South Wales," jelas David Crock, peramal cuaca dari BOM.

"Bulan lalu - terutama di Australia bagian Timur - didominasi dengan gelombang tekanan tinggi, di mana langit biru tidak berawan, dan massa udara yang panas menyelimuti wilayah itu selama beberapa hari dan beberapa minggu."

"Daerah pedalaman jelas lebih hangat karena jauh dari pengaruh kesejukan dari laut dan jelas sekali bahwa pola cuaca yang tidak biasa ini menyebar di Australia bagian utara."

""Queensland mencatat suhu Juli terpanas, baik dalam suhu maksimum di siang hari namun suhu minimum terendah di malam hari, di seluruh negara bagian, dan di beberapa bagian Queensland sangat kering." tambah Crock lagi.

Crock mengatakan suhu tetap hangat di Queensland karena sistem tekanan tinggi ini membuat udara dingin tidak bisa bergerak dari Victoria dan New South Wales.

Meteorologist BOM Greg Browning mengatakan yang terjadi sekarang ini adalah 'peringatan bahwa apa yang kita saksikan sekarang bertalian dengan pemanasan global. "Tampaknya kondisi cuaca yang hangat yang terjadi di seluruh dunia semakin umum terjadi dan kita melihat suhu bulanan seperti ini semakin sering terjadi," ujarnya.

Di Northern Territory, suhu rata-rata maksimum adalah 3 derajat Celcius di atas rata-rata sebelumnya, — ini merupakan yang paling hangat yang tercatat dalam sejarah selama lebih dari 100 tahun terakhir.

Di kota Darwin, hanya ada enam malam di mana suhu berada di bawah 20 derajat Celcius, dengan suhu rata-rata malam hari selama bulan Juli adalah 18,5 hari di bawah 20 derajat.

Di negara bagian New South Wales, ini juga bulan kedua dimana curah hujan di bulan Juli merupakan 10 persen paling rendah sejak pencatatan dilakukan tahun 1910.

Penelitian

Penelitian yang diterbitkan minggu lalu di Jurnal Nature Climate Change menunjukkan bahwa sistem udara panas dan kering akan semakin sering terjadi bila pemanasan global mencapai 1,5 celcius sesuai dengan kesepakatan KTT Paris.

Penelitian itu mengatakan semakin susah dan panjang untuk menghentikan musim kemarau, namun Professor Roger Stone dari University of Southern Queensland mengatakan masih perlu lebih banyak lagi penelitian dilakukan. "El Nino bisa memberikan dampak besar di Queensland, tetapi tergantung di mana anda tinggal."

"Jadi di bagian timur Queensland, terkena dampak El Nino, namun di bagian barat tidak terkena dampanya, dan di tengah ada yang kena ada yang tidak."

"Dalam pandangan saya, akan bagus bila kita melihat adanya studi lanjutan selain yang ada di Nature Climate Change, dan melihat kelompok lain di seluruh dunia membuat laporan, dan apakahakan ada hasil yang sama, sebelum kita terlalu khawatir dengan masalah."

Diterjemahkan pukul 12:50 AEST 1/8/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/bulan-juli-2017-paling-panas-di-australia-selama-100-tahun-tera/8763382
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement