Rabu 02 Aug 2017 05:45 WIB

Pelatihan Militer "Zapad" Rusia Dinilai Mengintimidasi

Rep: Dyah Ratna Meta Novia / Red: Reiny Dwinanda
Militer Rusia menjadi ancaman keamanan AS.
Foto: Reuters
Militer Rusia menjadi ancaman keamanan AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rusia masih terus bersiap untuk mengirim 100.000 tentara ke tepi timur wilayah NATO pada akhir musim panas. Ini merupakan salah satu langkah terbesar dalam gerakan militer yang dilakukan oleh Presiden Vladimir Putin. 

Seperti dilansir Times of India, Selasa, (1/8), pelatihan militer tersebut dianggap yang mengintimidasi dan mengingatkan hari-hari tak  menyenangkan pada Perang Dingin. Pasukan Rusia melakukan manuver militer yang dikenal sebagai "Zapad", bahasa Rusia untuk "barat," di Belarus, Laut Baltik, Rusia barat dan daerah kantong Rusia Kaliningrad. 

Latihan militer akan menampilkan pasukan lapis baja yang dibentuk kembali yang diberi nama First Guards Tank Army. Pembentukannya merupakan pertama kalinya sejak runtuhnya Uni Soviet sehingga kekuatan ofensif begitu banyak terkonsentrasi dalam satu perintah tunggal.

Latihan militer, yang direncanakan selama berbulan-bulan, bukanlah reaksi untuk menyapu sanksi ekonomi baru terhadap Rusia yang dibuat Kongres AS pekan lalu. 

Sejauh ini, Rusia telah melakukan pembalasan terhadap sanksi tersebut dengan mengusir beberapa ratus karyawan di pos diplomatik AS di negara tersebut.

Latihan militer Zapad termasuk bagian dari usaha yang lebih besar oleh Putin untuk menopang kehebatan militer Rusia. Ini bertentangan dengan Rusia yang semakin asertif. 

Selain campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 untuk mendukung kampanye Trump, yang telah mendapat perhatian di Amerika Serikat, militernya dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan pasukan ke Suriah, merebut Krimea, dan melakukan intervensi di Ukraina timur.

Rusia juga mengguncang negara-negara Baltik dengan latihan militer cepat. Selain itu, mereka membuat pesawat dan kapal NATO waspada.

Sanksi oleh Amerika Serikat dan sekutu Eropa yang mengisolasi Rusia rupanya tak menghentikan Putin. Ia tetap melakukan pelatihan militer Zapad yang telah dijadwalkan sejak lama.

Para pejabat top militer AS mengatakan,  manuver tersebut bisa jadi cara Rusia untuk meningkatkan keberadaan militer Rusia di Belarusia. Padahal, Belarusia merupakan negara yang berbatasan dengan sekutu NATO yakni Polandia, Lithuania, dan Latvia.

"Yang harus dipikirkan adalah mereka tidak akan pergi, dan itu bukan paranoia," kata Jenderal Tony Thomas, kepala Komando Operasi Khusus AS.

Peter Zwack, seorang jenderal militer satu bintang yang sudah pensiun yang menjadi atase pertahanan AS di Moskow dari tahun 2012 sampai 2014, mengatakan, pertama dan terpenting, pesannya dari latihan militer Rusia itu adalah Rusia memperhatikan anda. "Kami kuat, kami telah belajar banyak, jangan main-main dengan Rusia."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement