Rabu 02 Aug 2017 18:30 WIB

Gadis Remaja Ini Meninggal Diinjak Banteng di Peternakan

Rep: Andrea Mayes dan Tara de Landgrafft/ Red: Budi Raharjo
 Alexandra Henderson
Foto: ABC NEws
Alexandra Henderson

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang perempuan berusia 19 tahun diinjak oleh seekor banteng hingga meninggal di selatan negara bagian Australia Barat (WA). Keluarganya menggambarkan korban sebagai anak perempuan yang cantik dan sosok yang penuh kasih, serta seorang penunggang kuda terampil.

Alexandra Henderson meninggal saat mencoba menggiring banteng besar di padang rumput yang terletak di sebuah peternakan di wilayah Dalyup, 35 kilometer barat laut Esperance, WA. Alexandra, yang merupakan warga lokal Dalyup, tengah bekerja sendiri saat si banteng mendorongnya ke gerbang, dan menginjak  kepalanya pada hari Senin (31/7) pagi.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kepolisian WA, keluarganya mengatakan bahwa mereka hancur karena kehilangan anak perempuan mereka. "Saat ini kami merasa tenang karena sekarang ia berada di tempat yang menyenangkan dalam hidupnya," kata mereka.

"Alexandra masih muda tapi ia telah bekerja dengan hewan dan peternakan di sepanjang masa hidupnya, termasuk dengan sapi,” ujar mereka. "Ia adalah seorang penunggang kuda yang kompeten, menunggang dan melatih kuda kami. Ia juga seseorang yang sangat peduli terhadap dunianya dan terhadap mahkluk hidup yang ia ajak kerja sama.”

"Saat ini kami terngiang akan kenyataan bahwa kami telah menghabiskan banyak waktu bersamanya, dan bahwa kami tinggal di sebuah komunitas yang telah membantu kami dengan curahan cinta dan dukungan."

Sersan Senior Moore mengatakan bahwa kematian Alexandra begitu tragis.

Terjebak di antara banteng dan gerbang

Petugas polisi di Esperance, yakni Richard Moore, mengatakan bahwa Alexandra telah terdorong masuk ke sebuah gerbang oleh hewan tersebut.

Ia mengatakan bahwa pekerja di peternakan tersebut mendapati Alexandra terbaring tak sadarkan diri sekitar lima menit setelah ia terluka dan segera mulai melakukan CPR (bantuan pernafasan).

"Entah bagaimana, ia terjebak antara banteng dan gerbang ... sayangnya kepalanya terluka dan dia mengalami beberapa luka parah," kata Sersan Senior Moore.

Alexandra dilarikan ke rumah sakit namun beberapa saat kemudian dinyatakan meninggal akibat luka-lukanya. "Staf medis di sana melakukan yang terbaik untuk mencoba dan menyelamatkannya, tapi sayangnya mereka tak bisa melakukannya dan ia meninggal sekitar pukul 13.30," ujar Sersan Moore.

Keluarga Alexandra juga berterima kasih kepada mereka yang mencoba menyelamatkan nyawa putri mereka.

"Kami juga sangat menghargai orang-orang yang berusaha menyelamatkan putri kami yang cantik, mereka yang hadir di peternakan, awak ambulans dan tim di rumah sakit Distrik Esperance yang melakukan semuanya dengan kemampuan terbaik mereka untuk mencegah Alexandra meninggalkan kami terlalu cepat," ujar pihak keluarga.

Banteng bisa berisiko terhadap manusia.

Sersan Senior Moore mengatakan, para inspektur dari lembaga WorkSafe diharapkan mulai menyelidiki lokasi kejadian pada hari Selasa (1/8).

Ia menggambarkan kejadian itu sebagai kasus yang sangat menyedihkan.

"Saya pernah menyaksikan orang meninggal akibat terjatuh dari kuda," sebutnya.

"Tapi, terjebak di antara banteng dan gerbang logam tak hanya tragis bagi korban dan keluarga, tapi petugas ambulans juga harus menghadapinya."

Ia mengatakan, masih sulit untuk menarik banyak kesimpulan lebih lanjut sementara penyelidikan polisi sedang berlangsung, namun pekerjaan di peternakan relatif tetap aman.

Banteng tak bisa diprediksi

Jurubicara lembaga Farmsafe WA, Maree Gooch, mengatakan bahwa ini adalah kejadian tragis bagi komunitas Dalyup dan Esperance. "Pada tahap ini, yang bisa kami tawarkan adalah dukungan untuk keluarga dan masyarakat," tuturnya. "Esperance telah mengalami cukup banyak tragedi.”

"Saya berpikir bahwa masyarakat bisa berkumpul bersama ... Saya akan mendorong orang untuk mencari dukungan jika mereka membutuhkannya."

Gooch adalah seorang mantan peternak sapi dari Teluk Bremer. Ia mengatakan bahwa korban jiwa jarang terjadi, namun orang-orang yang bekerja dengan hewan besar dan sering temperamental perlu waspada terhadap risikonya.

"Kadang-kadang mereka tak bisa diprediksi, jadi kami harus sangat waspada dan sangat berhati-hati," kata Gooch. "Sekejap saja, mereka bisa berubah sikap dan Anda tak menyadarinya."

Ia mengatakan, tiga orang telah meninggal di peternakan WA tahun ini -jumlah yang ia sebut "jauh lebih rendah" daripada negara-negara bagian lain. "Tapi itu masih tiga keluarga yang tak memiliki anggota keluarga mereka," kata Gooch.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/gadis-19-tahun-di-australia-barat-meninggal-terlindas-banteng-d/8768638
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement