Jumat 04 Aug 2017 12:23 WIB

Pesawat Etihad Airways Diteror

Rep: marniati/ Red: Dwi Murdaningsih
Pesawat  Etihad Airways
Foto: EPA/Herve Gousse
Pesawat Etihad Airways

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY--- Pesawat Etihad Airways diteror saat akan melakukan penerbangan dari Sydney. Polisi Australia mengatakan pihak kepolisian telah mengidentifikasi dua orang pelaku yang bernama Khaled Khayat dan Mahmoud Khayat. Mereka diduga anggota dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Komisioner Polisi Federal Australia Komisioner Keamanan Nasional Michael Phelan mengatakan dua orang pelaku berusaha menyelundupkan alat peledak improvisasi (IED) ke sebuah pesawat Etihad. Secara terisah, pelaku juga berencana untuk meledakan sebuah gas beracun hidrogen sulfida (H2S).

Phelan menjelaskan, Polisi menduga kedua pelaku mempersiapkan dua jenis teror untuk penerbangan Etihad Airways. Pertama yakni dengan meledakkan IED. Kedua yakni melakukan teror dengan melepaskan gas beracun. H2S memiliki efek fatal bagi orang yang terpapar.

"Khaled Khayat dan Mahmoud Khayat, didakwa karena melakukan serangan teror. Mereka telah merencanakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Australia," ujar Michael Phelan seperti dilansir abc.net.au Jumat (4/8).

Ia menerangkan, sebelumnya kepolisian Australia telah menangkap empat orang sebagai bagian dari serangan teror di Sydney pada Sabtu malam waktu setempat. Khaled Khayat dan Mahmoud Khayat keduanya didakwa melakukan dua tindak pidana terorisme dan menolak jaminan di Pengadilan Negeri Parramatta. Pria lain dibebaskan pertengahan minggu, sementara pria keempat masih ditahan.

Upaya pengungkapan teror di pesawat Etihad Airways ini berhasil dilakukan berkat kerja keras penegak hukum, terutama badan intelijen Australia. Pihak Kepolisian menambahkan, rencana untuk meledakkan sebuah IED pada penerbangan Etihad diarahkan oleh pengendali senior ISIS. Ia mengatur agar komponen dikirim ke Australia melalui kargo udara internasional dari Turki.

Wakil Komisaris Phelan mengatakan perencanaan teror ini dimulai pada bulan April ketika salah satu tersangka melakukan kontak dengan ISIS melalui saudaranya yang merupakan anggota senior kelompok teroris di Suriah. Pemimpin serangan teror ini menyelundupkan IED ke dalam koper saudara laki-laki lain.

Pada tanggal 15 Juli salah seorang terdakwa melakukan perjalanan ke bandara dengan saudara laki-laki itu, dengan menggunakan nama asli dan menaiki pesawat Etihad. Namun, saudara laki-laki tersebut diduga sama sekali tidak menyadari adanya muatan berbahaya di dalam kopernya.

"Ada sedikit dugaan mengapa rencana tidak berjalan. Tapi IED tidak bisa melewati lapisan keamanan bandara," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement