REPUBLIKA.CO.ID, RICHMOND -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, penyelidikan tentang dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu di negara itu pada 2016 hanyalah sebuah kebohongan. Ia menilai, ada pihak yang mencoba menyebarkan cerita palsu untuk menggoyang kepemimpinannya.
"Mereka mencoba menipu Anda dengan cerita palsu yang diinginkan untuk mengganggu kepemimpinan saya di sini," ujar Trump di hadapan para pendukungnya di Virginia, Kamis (3/8).
Sejak terpilih sebagai presiden, miliarder itu telah menghadapi dugaan bahwa Rusia telah melakukan campur tangan untuk mendukungnya dalam pemilu AS. Badan Intelijen AS juga meyakini ini termasuk dalam dugaan peretasan yang dilakukan selama proses pemungutan suara berlangsung.
Kasus ini semakin mendesak Trump dan tim kampanyenya setelah mantan direktur FBI yang dipecat, James Comey, memberi kesaksian.
Menurut Comey, Trump telah berbohong dan mencemarkan nama baiknya dan FBI. Selama memberi kesaksian, pria berusia 56 tahun itu juga mengatakan kepada Komite Intelijen Senat bahwa Trump mencoba memintanya menghentikan penyelidikan terhadap mantan penasihat keamanan nasional AS Michael Flynn pada Februari lalu.
Dalam sesi tanya jawab dengan Komite Intelijen Senat, Comey menegaskan, Trump adalah presiden yang tidak dapat dipercaya. Comey yakin, ia dipecat karena kasus penyelidikan Rusia dan dianggap dapat membahayakan kepentingan pemerintahan Trump.
Sebelumnya,dalam surat pemecatan terhadap Comey, Trump menyebut diperlukan kembali kepercayaan publik terhadap FBI. Comey dianggap telah mencederai jalannya pemilu AS tahun lalu dengan membuka penyelidikan skandal surat elektronik Hillary Clinton.