REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Sebuah studi yang dilakukan Pusat penelitian Gabungan Komisi Eropa di Italia mengatakan, cuaca ektrem sedang melanda benua itu.
Jika tidak ada sesuatu yang dilakukan untuk mencegah hal ini terus terjadi, maka diperkirakan setidaknya 152 ribu orang akan tewas pada 2100 per tahun.
Cuaca ektrem yang tengah terjadi didsebabkan oleh pemanasan global. Emisi gas rumah kaca adalah salah satu faktor utama masalah ini terjadi. Karenanya, setiap individu, serta pemerintah negara di dunia harus berupaya mengurang emisi gas tersebut.
Kematian akibat cuaca ekstrem setiap tahunnya dapat meningkat. Seperti pada 1981 dan 2010 dengan jumlah peningkatan mencapai 3.000 kasus.
Dalam penelitian yang dilakukan, dampak dari cuaca ektrem adalah gelombang panas, suhu dingin, kebakaran hutan, kekeringan, hingga banjir. Bencana-bencana semacam ini diprediksi dapat terjadi di 28 negara Uni Eropa.