Ahad 06 Aug 2017 22:41 WIB

Fiji Pulangkan Tersangka Penipuan asal Cina

Petugas kepolisian membawa para tersangka saat rilis sindikat kejahatan cyber fraud (penipuan melalui media daring) di kawasan perumahan Graha Famili Blok N1, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (30/7).
Foto: Antara/Moch Asim
Petugas kepolisian membawa para tersangka saat rilis sindikat kejahatan cyber fraud (penipuan melalui media daring) di kawasan perumahan Graha Famili Blok N1, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebanyak 77 warga China yang menjadi tersangka penipuan telah dipulangkan dari Fiji, kata polisi pada Ahad (6/8). Cina menghadapi ledakan aksi kejahatan lewat telepon yang para korbannya menderita kerugian miliaran dolar.

Menurut Kementerian Keamanan Publik di laman resminya, sebuah pesawat carter milik China Southern Airlines yang membawa para tersangka dengan dikawal oleh polisi Cina mendarat di Changchun, ibu kota Provinsi Jilin, di bagian timur laut Cina, pada Sabtu (5/8). 

Kementerian itu mengatakan para tersangka telah mengeruk keuntungan dari orang-orang yang mereka tipu sebesar enam juta yuan (900 ribu dolar AS). Rincian lebih jauh tak diberikan.

Pihak berwenang Cina mengatakan kelompok begundal yang berkedudukan di Taiwan berada di belakang banyak aksi kejahatan itu. Mereka mencatat 590 ribu kasus pada 2015. 

Kantor berita China Xinhua melaporkan, warga Cina yang berada di daratan juga ditipu senilai lebih 10 miliar yuan oleh orang-orang Taiwan melalui aksi-aksi penipuan lewat telepon tiap tahun. Media negara Cina telah menyalahkan hukuman lemah yang diberlakukan di Taiwan, dan mengatakan para pelaku yang berbahasa Cina dari Taiwan melakukan operasi-operasi di Afrika Timur dan Asia Tenggara.

Pekan lalu, Indonesia memulangkan 143 tersangka yang melakukan penipuan lewat telepon termasuk 22 orang Taiwan, ke dua kota China atas permintaan Beijing, menurut Kementerian Luar Negeri Taiwan. Pada Juli, Taiwan menngeluarkan protes terhadap keputusan Kamboja yang mengirim para tersangka dalam penipuan lewat telepon, termasuk tujuh orang Taiwan, ke Cina untuk penyelidikan.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement