REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pihak berwenang di Afghanistan memperketat keamanan di kawasan tengah Kabul yang menjadi lokasi kedutaan-kedutaan negara asing dan kantor-kantor pemerintah setelah serangkaian serangan bunuh diri yang merenggut ratusan jiwa dan merusak kepercayaan kepada pemerintah dukungan Barat.
Dua bulan setelah sebuah bom truk membunuh sedikitnya 150 orang pada 31 Mei dalam serangan yang termasuk terbesar sejak kampanye pimpinan Amerika Serikat menggulingkan Taliban pada 2001. Serangkaian kamera dan alat yang berfungsi menyalin gambar tampak dipasang di persimpangan-persimpangan jalan sekitar jantung ibu kota Afghanistan itu.
"Dalam rencana keamanan ini, prioritas kami ialah kawasan diplomatik," kata Salem Ehsaas, penjabat Kepala Kepolisian Kabul, kepada Reuters, dilansir Antara, Ahad (6/8).
"Tingkat ancaman tertinggi berada di kawasan ini dan jadi kami perlu menyediakan keamanan lebih baik di sini."
Menggarisbawahi ancaman itu, pasukan keamanan menyita sebuah truk di Kabul pada Sabtu. Truk tersebut membawa 16,5 ton amonium nitrat yang disembunyikan di pakan ayam dan dimaksudkan untuk membuat bahan peledak, demikian Direktorat Nasional untuk Keamanan.
Langkah-langkah baru itu, yang muncul ketika pemerintahan Amerika Serikat bergulat untuk merumuskan sebuah strategi baru bagi Afghanistan, menunjukkan betapa serius situasi keamanan itu sejak koalisi pimpinan NATO mengakhiri misi tempur utamanya pada 2014.
Kendati Kabul tak pernah memiliki 'Zona Hijau' formal seperti yang ada di Baghdad. Selama bertahun-tahun, pusat ibu kota Afghanistan itu telah menjadi zona militer dengan tempat-tempat pemeriksaan dipersenjatai dan juga-juga dinding-dinding dibuat agar tahan ledakan.
Menurut PBB, kota itu sekarang menjadi salah satu tempat paling berbahaya di Afghanistan bagi warga sipil. Dengan 209 orang terbunuh dan 777 lagi luka-luka dalam serangan-serangan bunuh diri dan kompleks dalam paruh pertama tahun 2017.
Tahun ini sendiri, serangan-serangan termasuk terhadap rumah sakit militer utama dekat Kedutaan Besar AS di Kabul, Mahkamah Agung, Kedutaan Besar Irak, serta bom truk 31 Mei, yang terjadi di depan Kedutaan Besar Jerman. Sejumlah organisasi bantuan asing dan kedutaan-kedutaan, termasuk misi Jerman yang rusak parah dalam serangan tersebut, telah memulangkan beberapa staf internasional mereka karena ketakutan akan keamanan yang meningkat.
Berdasarkan langkah-langkah baru tersebut, 27 tempat pemeriksaan akan dibangun di 42 jalan melintasi zona tersebut, yang didukung alat pemeriksa bahan peledak bergerak, anjing-anjing pelacak dan kamera keamanan. Sembilan jalan lainnya akan ditutup seperti biasanya dan enam jalan lagi akan ditutup secara permanen bagi mobil-mobil.