REPUBLIKA.CO.ID, SILICON VALLEY -- Karyawan Google melayangkan kritik kepada perusahannya yang dinilai memiliki ketidaksetaraan gender dalam memo internal. Menurutnya, industri teknologi didominasi oleh laki-laki dan sangat sedikit sekali perempuan yang bekerja di bidang tersebut.
"Perbedaan ini dapat menjelaskan mengapa kita tidak melihat keterwakilan perempuan di industri teknologi dan kepemimpinan perusahaan," ujar karyawan tersebut seperti dilansir Reuters, Senin (7/8).
Memo internal tersebut memicu perdebatan mengenai perlakuan terhadap karyawan perempuan di Silicon Valley yang didominasi oleh pria. Hal ini menyusul adanya skandal pelecehan seksual dari Uber Technologies Inc, dan beberapa perusahaan modal ventura lainnya.
Vice President of Diversity, Integrity, and Governance Google Daniella Brown merespon memo internal yang diedarkan oleh karyawan tersebut. Dalam memonya, Brown mengatakan, asumsi mengenai ketidaksetaraan gender ini tidak tepat. Menurutnya, membangun lingkungan yang terbuka dan inklusif dapat menumbuhkan perbedaan pandangan politik.
"Tulisan (memo) tersebtu harus dilihat lagi dengan prinsip-prinsip kesetaraan pekerjaan yang tertuang dalan peraturan, kebijakan, dan undang-undang diskriminasi," kata Brown.
Kontroversi ini meletus saat Departemen Kehakiman AS mengadakan penyelidikan atas dugaan diskriminasi berbasis gender yang terjadi di Google. Vice President Engineering Google Aristotle Balogh menyatakan, stereotipe dan asumsi yang merugikan bukan merupakan bagian dalam budaya perusahaan.