Senin 07 Aug 2017 17:11 WIB

Pencari Suaka Asal Iran Tewas di Manus Island

Para pencari suaka di Manus Island.
Foto: ABC News
Para pencari suaka di Manus Island.

REPUBLIKA.CO.ID,Pihak berwenang di Manus Island membenarkan informasi adanya seorang pencari suaka asal Iran yang meninggal di pusat tahanan imigrasi itu. Seorang juru bicara Departemen Imigrasi Australia mengatakan pemerintah sudah mengetahui adanya kematian di kamp yang terletak di kota Lorengau itu.

Polisi masih menyelidiki insiden ini dan telah menutup area dimana mayat pria tersebut ditemukan. Koordinator pengungsi lembaga Amnesty International Graham Thom mengatakan kematian pria tersebut merupakan 'berita yang amat menyedihkan."

"Masih belum jelas apakah kematiannya disebabkan oleh tindakan sendiri atau tindakan kekerasan dari orang lain," katanya. "Kematian ini merupakan tragedi buruk yang muncul dari terus berlanjutnya ketegangan dan penderitaan di Manus Island."

"Harus ada penyelidikan independen, tidak memihak, cepat dan efektif mengenai kematiannya," kata Graham Thom.

Juru bicara urusan imigrasi dari Partai Hijau Senator Nick Mckim menyatakan Pemerintah Australia tahu pria ini menderita sakit, namun secara umum mengabaikan permintaan untuk menolong yang bersangkutan. "Sebagai akibat pengabaian tersebut, kemungkinan saja jika permintaan dipenuhi, dia masih akan hidup hari ini," kata Senator McKim.

"Sejumlah pihak menghubungi Pemerintah Australia dan penyedia jasa medis Australia di Manus Island, meminta agar orang ini dibawa berobat ke Australia, namun tidak dipenuhi," katanya seraya menambahkan, "Ini merupakan tragedi yang bisa dihindarkan".

Menteri Imigrasi Peter Dutton telah dihubungi untuk dimintai tanggapannya.

 

Ada protes sebelumnya

Kematian ini merupakan yang keenam terjadi di pusat penahanan milik pemerintah Australia sejak tahun 2014, demikian menurut Australian Border Deaths Database yang dikumpulkan oleh Monash University di Melbourne.

Hal ini menyusul terjadinya protes selama beberapa hari di dalam pusat penahana tersebut, yang menentang pemaksaaan agar mereka meninggalkan kamp.

Natasha Blucher dari Asylum Seeker Resource Centre mengatakan ketegangan semakin meningkat di pusat tahanan tersebut. "Apapun yang terjadi mengenai sebab kematian hari ini, Manus adalah tempat yang tidak aman bagi pengungsi," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Kami prihatin dengan pengungsi, dan mereka yang mencari suaka yang masih berada di Manus."

Para pencari suaka ini berhadap-hadapan dengan polisi hari Jumat karena menolak meninggalkan kamp. Kebanyakan dari 700 pengungsi di pulau tersebut menolak pindah karena mereka merasa tidak aman hidup di dalam masyarakat di PNG.

Para pengungsi di Manus Island ini sudah didesak untuk pindah secara permanen ke bagian lain kota itu, karena pusat penahanan ini akan ditutup.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement